BeritaPerbankan – Pejabat di Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan korelasi antara kinerja pasar saham Asia dan aset kripto seperti bitcoin dan ethereum telah meningkat secara signifikan. Hal itu disampaikan IMF dalam postingan blog pada Senin, 22 Agustus 2022 tentang regulasi cryptocurrency dan bagaimana kripto sekarang lebih sejalan dengan ekuitas Asia.
Postingan tersebut ditulis oleh wakil direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, Anne-Marie Gulde-Wolf, kepala misi untuk India, Nada Choueiri, dan seorang ekonom di divisi analisis stabilitas keuangan global dari Departemen Pasar Moneter dan Keuangan IMF, Tara Iyer.
“Sementara korelasi pengembalian dan volatilitas antara bitcoin dan pasar saham Asia rendah sebelum pandemi, ini telah meningkat secara signifikan sejak 2020,” tulis mereka dikutip dari Bitcoin.com, Jumat (26/8/2022).
Perdagangan kripto, bagaimanapun, melonjak karena jutaan orang tinggal di rumah dan menerima bantuan pemerintah, sementara suku bunga rendah dan kondisi pembiayaan yang mudah juga berperan. “Ketika investor Asia masuk ke kripto, korelasi antara kinerja pasar ekuitas kawasan dan aset kripto seperti bitcoin dan ethereum telah meningkat,” jelas postingan tersebut.
Pejabat IMF mencatat misalnya, korelasi pengembalian bitcoin dan pasar saham India telah meningkat 10 kali lipat selama pandemi, menunjukkan manfaat diversifikasi risiko kripto yang terbatas. Kenaikan korelasi crypto-equity di Asia telah disertai dengan peningkatan tajam dalam limpahan volatilitas crypto-equity di beberapa negara Asia.
“Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya keterkaitan antara dua kelas aset yang memungkinkan transmisi guncangan yang dapat berdampak pada pasar keuangan,” jelas mereka.
Para penulis menambahkan, mereka harus menetapkan pedoman yang jelas tentang lembaga keuangan yang diatur dan berusaha untuk menginformasikan dan melindungi investor ritel. Hingga akhirnya, sepenuhnya efektif, regulasi kripto harus dikoordinasikan secara erat di seluruh yurisdiksi.
Sebelumnya, pergerakan pasar aset kripto pada pekan terakhir Agustus 2022, cenderung alami pelemahan. Padahal sebelumnya pada awal Agustus pasar kripto terlihat sangat bergairah.
Berdasarkan pantauan data dari Coinmarketcap, Jumat (26/8/2022) pagi, mayoritas kripto jajaran teratas berdasarkan kapitalisasi pasarnya berada di zona hijau dengan penguatan tipis. Namun, dalam sepekan mayoritas kripto masih melemah. Misalnya Bitcoin menguat tipis 0,52 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih melemah 6,97 persen. Saat ini BTC diperdagangkan di kisaran USD 21.603 atau setara Rp 319,1 juta.
Mengenai pergerakan pasar kripto dan Bitcoin keseluruhan pada pekan terakhir Agustus 2022, Country Manager, Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan, pasar terpantau sangat optimis di awal Agustus karena banyak investor yang tengah mengantisipasi ethereum Merge. Namun, menjelang akhir Agustus, seluruh indeks terkoreksi antara 7 persen hingga 8 persen.
“Bitcoin (BTC) masih belum mampu terus menguat secara konsisten karena gagal menembus level resistance USD 25,000 (sekitar Rp 371 juta). Bahkan, Bitcoin turun ke level support di USD 22,500 (sekitar Rp 334 juta). BTC kini harus kembali menguji level support di kisaran USD 20,700 (sekitar Rp 307 juta) untuk ketiga kalinya,” ujar Jay dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat, 26 Agustus 2922.
Adapun untuk Ethereum, Jay menyebut tidak jauh berbeda kinerjanya dengan Bitcoin, Ethereum (ETH) juga mencatatkan kinerja yang lemah dibandingkan indeks lainnya yang berakibat pada turunnya pangsa pasar ETH sebesar 1 persen dalam sepekan terakhir. “Hal tersebut juga diduga terjadi karena para investor mulai beralih ke stablecoin seperti USDC yang dianggap lebih stabil,” pungkas Jay.