BeritaPerbankan – Menjelang penghujung tahun 2024, jumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang mengalami kebangkrutan telah mencapai angka 20. Angka ini jauh melampaui rata-rata tahunan kebangkrutan BPR yang biasanya berkisar antara 6 hingga 7, menurut data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Pada bulan Juli lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sempat menyatakan bahwa hingga Agustus 2024, jumlah BPR yang ditutup hampir menyentuh angka 20 sepanjang tahun tersebut.
Dalam webinar yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) pada Jumat, 26 Juli 2024, Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, menjelaskan bahwa tingginya jumlah penutupan BPR ini tidak memicu gejolak atau keresahan di masyarakat. “Meskipun hampir 20 BPR telah ditutup, hal ini tidak menimbulkan kegaduhan atau kekhawatiran di masyarakat,sehingga dapat dianggap penutupan BPR bisa menjadi salah satu indikator positif terhadap kinerja sistem perbankan di Indonesia,” tambahnya.
Sebagai anggota ex-officio dari LPS, Dian menambahkan bahwa lembaganya mampu merespons dengan cepat penutupan BPR di berbagai wilayah, sehingga dana nasabah tetap terlindungi dan masalah dapat diselesaikan dengan efisien. “Hal ini memberikan keyakinan besar kepada masyarakat agar tidak ragu menyimpan uangnya di bank umum maupun BPR yang berada di bawah pengawasan kami yang terus membaik dari waktu ke waktu,” kata Dian.
Berikut adalah daftar BPR yang ditutup sepanjang tahun 2024:
- BPR Wijaya Kusuma
- BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda)
- BPR Usaha Madani Karya Mulia
- BPR Pasar Bhakti Sidoarjo
- BPR Purworejo
- BPR EDC Cash
- BPR Aceh Utara
- BPR Sembilan Mutiara
- BPR Bali Artha Anugrah
- BPRS Saka Dana Mulia
- BPR Dananta
- BPR Bank Jepara Artha
- BPR Lubuk Raya Mandiri
- BPR Sumber Artha Waru Agung
- BPR Nature Primadana Capital
- BPRS Kota Juang (Perseroda)
- BPR Duta Niaga
- BPR Pakan Rabaa
- BPR Kencana
- BPR Arfak Indonesia