Berita Perbankan – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memprediksi pertumbuhan ekonomi RI di tahun 2023 di kisaran 4,5 hingga 5,3 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi perekonomian nasional terpantau kuat pada kuartal I 2023 hingga saat ini.
Sri Mulyani mencatat pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2023 berada di level 5,03 persen, padahal saat itu masih diselimuti ketidakpastian perekonomian global. Maka dari itu KSSK optimis tren positif tersebut mampu dilanjutkan hingga akhir tahun 2023.
“Tetap kuatnya ekonomi Indonesia didorong ekspor yang tinggi, konsumsi swasta dan pemerintah yang positif, serta pertumbuhan investasi non bangunan yang baik. Ke depan ekonomi diperkirakan tetap kuat,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sekaligus Ketua KSSK pada Selasa (9/5/2023).
KSSK memprediksi ekonomi Indonesia akan tetap kuat yang didorong oleh meningkatnya konsumsi swasta seiring dengan pencabutan status PPKM oleh Pemerintah Pusat yang membuka kembali mobilitas masyarakat, konsumsi masyarakat yang terus membaik dan penurunan inflasi yang menstimulasi naiknya daya beli masyarakat.
Seiring dengan perbaikan situasi pandemi dan program vaksinasi yang luas, diharapkan bahwa pembatasan pergerakan akan terus dikurangi. Hal ini akan membuka peluang bagi masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, seperti berbelanja, bepergian, dan mengakses layanan konsumsi lainnya. Dengan mobilitas yang lebih baik, diharapkan akan terjadi peningkatan permintaan konsumsi.
“Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan bias atas dalam kisaran proyeksi 4,5-5,3%,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan tren positif pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh capaian ekspor nonmigas yang tinggi dengan negara tujuan terbesar yaitu Tiongkok dan Jepang dan Amerika Serikat.
KSSK mengatakan nilai tukar rupiah akan terus menguat seiring dengan kondisi perekonomian nasional yang menunjukan tren positif. Bahkan nilai tukar rupiah tercatat lebih kuat dibandingkan mata uang negara lain. Pada April 2023 rupiah tercatat menguat sebesar 6,12 persen, sementara baht sebesar 1,3 persen, rupee 1,1 persen dan peso 0,67 persen.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa meyakini pertumbuhan ekonomi RI masih akan terus berlanjut dengan meningkatnya permintaan domestik.
“Ekonomi kita kan domestic demand-nya (permintaan domestik) gede. Selama kita menjaga domestic demand yang sekitar 80 persen lebih dari ekonomi kita harusnya kita masih bisa tumbuh dengan baik,” kata Purbaya.
Untuk meningkatkan daya beli masyarakat, LPS mendorong perbankan meningkatkan fungsi intermediasi. LPS optimis perbaikan ekonomi akan dapat dirasakan oleh semua level masyarakat.
Purbaya menambahkan meskipun kondisi ekonomi domestik kita dalam level yang kuat dan aman, namun dinamika perekonomian global harus tetap diwaspadai, agar Indonesia terhindar dari potensi resensi tahun ini.
“Kita memang harus mewaspadai apa yang kita hadapi tahun ini karena walaupun domestik aman, sistem finansial kita dijaga dengan baik tapi globalnya tidak jelas kan, banyak yang bilang global akan resesi,” ujarnya.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi global ke depan, pemerintah dan pelaku ekonomi perlu terus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan konsumsi swasta. Keberlanjutan upaya vaksinasi, pengelolaan inflasi yang hati-hati, dan kebijakan stimulus yang tepat dapat menjadi faktor pendorong dalam memperkuat konsumsi masyarakat dan mendukung pemulihan ekonomi yang lebih luas.
Oleh karena itu, langkah-langkah kebijakan yang berkelanjutan dan inklusif penting dilakukan untuk memastikan pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.