Berita Perbankan – Presiden Joko Widodo telah memanggil Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) ke Istana Negara dengan tujuan mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan situasi terkini di sektor keuangan, baik di tingkat global maupun dalam negeri.
Anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo. KSSK berupaya merumuskan serangkaian kebijakan yang akan memastikan stabilitas sektor riil tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani telah melaporkan kepada Presiden bahwa untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional, KSSK terus meningkatkan koordinasi dalam merumuskan kebijakan fiskal dan moneter. Dia juga menekankan bahwa untuk mengatasi dampak dari kondisi ekonomi global yang masih diselimuti sentimen negatif, kebijakan fiskal dan moneter harus disinkronkan.
“Koordinasi antara kebijakan fiskal yaitu di bawah Kementerian Keuangan APBN dengan kebijakan moneter di bawah Bapak Gubernur Bank Indonesia akan terus disinkronkan, diharmoniskan,” jelas Sri Mulyani.
KSSK dengan cepat merespons situasi saat ini terkait nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, dan sektor riil. Sri Mulyani mengungkapkan saat ini KSSK sedang merumuskan sejumlah kebijakan terintegrasi yang bertujuan untuk menjaga stabilitas sektor riil, terutama dalam rangka mendukung masyarakat dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah disebabkan oleh kondisi global, terutama yang berhubungan dengan Amerika Serikat (AS). Dia menyatakan bahwa suku bunga acuan AS kemungkinan masih akan terus meningkat sebagai upaya untuk mengendalikan tingkat inflasi yang tinggi.
“Kita semua tahu fenomena global saat ini dengan Amerika Serikat yang hadapi inflasi yang cukup tertahan tinggi, dan kondisi ekonomi yang cukup kuat,” ungkap Sri Mulyani.
Di sisi lain, nilai indeks dolar AS (DXY) mengalami penguatan sebesar 0,06% dan mencapai 106,23. Ini merupakan sebuah peningkatan dibandingkan dengan angka penutupan perdagangan sebelumnya pada tanggal 20 Oktober 2023, yang berada pada level 106,16.
KSSK menyatakan akan terus memantau kondisi perkembangan ekonomi global dan menyiapkan seperangkat kebijakan untuk meredam dampak buruk ketidakpastian global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Sejauh ini kondisi ekonomi RI masih dalam level yang aman. Meski demikian langkah preventif tetap harus dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem ekonomi dan keuangan nasional.