BeritaPerbankan – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pemerintah berencana membangun pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 19,02 triliun (kurs Rp 15.722).
Pabrik ini akan berfungsi sebagai penghasil bahan baku biodiesel, yang saat ini sebagian besar masih diimpor. Bahlil menjelaskan bahwa pembangunan pabrik tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor metanol, yang saat ini mencapai 80% dari kebutuhan biodiesel. “Kami akan membangun salah satu pabrik di Bojonegoro dengan nilai investasi sekitar US$ 1,2 miliar,” ujar Bahlil pada Kamis (28/11/2024).
Selain metanol, Bahlil juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan percepatan pengembangan industri etanol dalam negeri, mengingat kebutuhan etanol saat ini juga masih dipenuhi melalui impor.
Pemerintah juga sedang mempersiapkan pelaksanaan kebijakan mandatori biodiesel 40% (B40) pada 2025, yang direncanakan akan ditingkatkan menjadi B50 dalam beberapa tahun mendatang. Bahlil memastikan bahwa penggunaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) untuk biodiesel tidak akan mengurangi alokasi untuk sektor pangan, terutama minyak goreng.
“B40 tidak akan mengurangi alokasi CPO untuk kebutuhan pangan domestik. Tidak ada perubahan. Produksi dalam negeri tetap stabil. Jika ada penyesuaian, itu hanya pada volume ekspor, yang sebagian akan dialihkan untuk B40. Namun, kebutuhan domestik akan tetap menjadi prioritas utama,” tegasnya.