BeritaPerbankan – Presiden menginstruksikan pembekuan produk impor di dalam e-katalog terus ditingkatkan. Demi mendorong belanja pemerintah mengutamakan produk-produk dalam negeri. Diharapkan bisa mendorong industrialisasi di dalam negeri semakin kuat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan setidaknya ada 1 juta produk lokal masuk ke dalam e-katalog. Sejalan dengan itu, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) pun akan terus meningkatkan pembekuan produk impor di dalam e-katalog.
“Beliau (Jokowi) melihat ada uang dari pemerintah yang ada di pemerintah pusat dan kuat, perlu dioptimalkan, perlu ada wadah,” jelas Azwar pada Jumat (26/8/2022).
Untuk itu, dia menambahkan, LKPP akan memangkas persyaratan bagi produk dalam negeri sehingga bisa lebih mudah masuk ke dalam e-katalog. Yang tadinya harus memenuhi 8 syarat, kini hanya tinggal 2 syarat yang harus dipenuhi oleh para pelaku usaha lokal, terutama UMKM.
“Sudah seperti digital market place dan sudah market friendly menurut saya. Kita memberikan afirmasi kepada UMKM untuk onboard di e-katalog lokal dan nasional,” jelasnya. Apalagi, imbuh dia, Jokowi mau dalam setahun minimal ada 1 juta produk dalam negeri yang masuk ke e-katalog.
“Jadi trennya (pembekuan produk impor) akan meningkat dan katalog lokal trennya juga akan meningkat. Target baru dari Pak Presiden kepada kami, satu tahun ini meningkat 1 juta produk dan sekarang total dihitung dengan toko daring sudah 1,4 juta produk,” jelas Azwar. Target tersebut, ujarnya, telah tercapai. Di mana, jika termasuk dengan toko daring sudah terdapat 1,4 juta produk di dalam e-katalog.
Sebelumnya, LKPP telah membekukan 13.600 produk impor yang sudah ada subtitusinya di dalam negeri, sehingga tidak bisa dibeli di e-katalog. Azwar bilang sistem e-katalog di LKPP jug akan bisa terintegrasi dengan sistem yang dibangun bersama PT Telkom. “Kami, Insyaallah nanti yang blockchain dan big data ini akan segera selesai bersama PT Telkom,” ujar Azwar.
Azwar menjelaskan, pihaknya telah memblokir 18.585 produk di dalam e-katalog. Di mana 13.600 produk diantaranya adalah produk impor. Sedangkan, sisanya adalah produk-produk yang harganya lebih mahal dibandingkan produk serupa di pasaran.
“Nah itu jenis-jenisnya ada alat kesehatan yang kita butuhkan, ada juga peralatan pendidikan, ada etalase lainnya, ada juga produk-produk perkakas dan seterusnya,” jelas Azwar pada Jumat (26/8/2022).
Pemblokiran, lanjutnya, dilakukan karena barang-barang tersebut sudah mempunyai substitusi di dalam negeri, yang juga sudah masuk di dalam e-katalog.
“Secara jangka panjang, kita diminta oleh beliau (Presiden Jokowi)membuat perencanaan apa saja ke depan. Akan kita freeze atau bekukan, sehingga ini akan menjembatani mereka untuk membantu industri di Indonesia,” ujarnya.
“Beberapa hal kualitas belum bagus, kita dorong jadi lebih bagus, dan kompetisi antar produk dalam negeri terus kita dorong. Sehingga target kami ke depan, kualitasnya semakin hari akan semakin bagus,” jelas Azwar.
Di sisi lain, dia memastikan, pemerintah tidak akan menjadikan e-katalog 100% diisi produk dalam negeri. Karena masih ada produk-produk yang belum bisa diproduksi di dalam negeri.
“Seperti teknologi tinggi di sektor kedokteran dan juga sektor-sektor teknologi lain, misalnya di alat pertahanan yang tidak bisa untuk dibuat di dalam negeri, masih memungkinkan untuk di e-katalog. Transformasi teknologi dan industri harus dijalankan,”pungkasnya.