BeritaPerbankan- Meningkatnya jumlah investasi bodong yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh kesalahan baik dari pihak investor maupun regulator. Demikian dikatakan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.
Menurutnya, saat ini masih banyak investor yang terjebak dalam perilaku ‘ikutan-ikutan’, di mana mereka tergoda untuk berinvestasi hanya karena iming-iming keuntungan yang tinggi. Hal ini sering disebut sebagai “FOMO” atau “Fear of Missing Out”.
Sayangnya, praktik ini dapat menyebabkan investor, terutama generasi muda, mengalami kerugian besar. “Jadi saya selalu bilang invest smart, artinya Anda kalau investasi mengerti betul apa yang anda invest. Jangan ikut-ikutan orang. Sekarang ada kan produk seperti robot trading yang akhirnya membuat Anda rugi,” ujarnya.
Bahkan, dia menyebut kesalahan tak hanya ada di sisi investor yang mengikuti tren tanpa pemahaman literasi keuangan yang cukup. Namun, dia juga mengatakan kesalahan ada pada regulator yang seharusnya mengedukasi investor tentang produk investasi yang baik dan buruk untuk menghindari risiko seperti ini.
“Maraknya investasi bodong, jadi kesalahannya dimana? Ya, kesalahan di investor namanya karena enggak mengerti, tapi yang kedua kalau dengar ceramah dari para pejabat, jangan lupa untuk nyalahin regulatornya juga, kenapa regulator tidak memberi tahu investor mana yang bagus dan jelek,” tambahnya.