BeritaPerbankan – Sekretaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dimas Yuliharto hadir dalam acara SoloKeren #2 yang mengusung tema Milenial Melek Teknologi yang digelar di Edutorium UMS, Solo, Minggu (26/6/2022).
Dalam acara tersebut Dimas mengajak masyarakat khususnya generasi Milenials untuk menabung di bank. Dimas menerangkan Milenials tidak perlu khawatir menyimpan uang di bank karena LPS hadir menjamin simpanan nasabah perbankan maksimal Rp 2 miliar per nasabah per bank.
Simpanan nasabah bank yang dilikuidasi akan dikembalikan oleh LPS melalui proses rekonsiliasi dan verifikasi setelah bank dicabut izin usahanya oleh otoritas pengawas. Simpanan nasabah yang masuk kategori layak bayar akan diganti oleh LPS maksimal Rp 2 miliar.
Untuk masuk dalam kategori simpanan layak bayar, nasabah harus memperhatikan syarat 3T yaitu: tercatat di sistem pembukuan bank, tidak menerima bunga simpanan di atas tingkat bunga penjaminan LPS dan tidak menyebabkan bank gagal seperti kasus kredit macet.
“Menabung di bank itu aman. Jadi jangan takut karena dijamin LPS. Seluruh nasabah penyimpan di Bank Indonesia,” papar Dimas.
Dalam kesempatan itu Dimas juga menjelaskan fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengawasi dan menutup bank, Bank Indonesia (BI) berperan memberikan pinjaman jangka pendek untuk bank dan LPS bertugas mengembalikan uang nasabah.
Dengan demikian kata Dimas, masyarakat tidak perlu khawatir jika bank tempat menyimpan uang dicabut izin usahanya oleh OJK maka simpanan nasabah akan dikembalikan oleh LPS.
“Jadi teman-teman ini percaya saja sama bank. Kalau ada bank yang izinnya dicabut enggak usah lari ke bank, tungguin saja nanti dibayar LPS kok,” ungkapnya.
Di acara SoloKeren #2 Dimas juga berharap generasi Milenials meningkatkan literasi keuangan khususnya digitalisasi keuangan yang berkontribusi pada transformasi di sektor ekonomi dan keuangan.
Dimas menambahkan Generasi Milenials merupakan kunci dari masa depan bangsa yang akan berkontribusi pada perekonomian Indonesia, sehingga perlu upaya penguatan literasi keuangan digital.
Literasi keuangan pada umumnya harus dimiliki oleh setiap orang agar mampu menyeleksi produk-produk investasi dan simpanan yang sesuai dengan kebutuhan, mampu mengelola keuangan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah meminimalisir potensi menjadi korban penipuan investasi bodong, simpanan ilegal dan kejahatan perbankan.
“Penguatan literasi keuangan digital di kalangan anak-anak muda perlu dilakukan. Karena kaum milenial merupakan kunci dari masa depan bangsa, dan diharapkan dapat berkontribusi secara nyata pada perekonomian Indonesia di masa sekarang,” tuturnya.