BeritaPerbankan – Komunitas Cinta Budaya (KCB) sukses menggelar acara ‘Keris Kamardikan Award 2024’ pada 25 Agustus 2024 di Museum Benyamin Sueb, Jatinegara, Jakarta Timur. Perhelatan ini merupakan sebuah perayaan budaya yang tak hanya menyoroti seni tradisional Indonesia, tetapi juga menegaskan komitmen dalam melestarikan warisan leluhur.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, yang hadir dalam acara itu, memberikan apresiasi yang tinggi kepada Komunitas Cinta Budaya atas komitmen mereka dalam menjaga kelestarian budaya bangsa Indonesia. Purbaya menyatakan bahwa partisipasi LPS dalam acara ini adalah bagian dari tanggung jawab moral untuk mendukung keberlangsungan budaya Indonesia.
“Acara ini bukan hanya soal melestarikan warisan budaya, tetapi juga menciptakan peluang bagi generasi baru perajin keris dan membuka lapangan pekerjaan baru,” ungkap Purbaya.
Gelaran Keris Kamardikan Award 2024 turut menampilkan belasan bilah keris dari berbagai daerah di Nusantara. Lebih dari sekadar pameran, acara ini juga menjadi ajang kompetisi yang diikuti oleh para empu keris dari Jawa, Bali, Madura, hingga Lombok.
Keris Kamardikan, yang menjadi tema utama pameran, merujuk pada keris-keris yang diproduksi pasca-kemerdekaan Indonesia, ketika kerajaan-kerajaan Nusantara tak lagi menjadi pusat kekuasaan, tetapi tetap sebagai penjaga kebudayaan. Para empu keris dari berbagai kota di Jawa, Madura, Bali, dan Lombok, memamerkan karya mereka, yang tak hanya indah secara visual tetapi juga kaya akan filosofi dan sejarah.
Purbaya, yang baru memulai kecintaannya pada keris sekitar setahun lalu, kini telah memiliki lebih dari 100 keris. Salah satu koleksi favoritnya adalah keris Naga Sosro Kinata, yang menurutnya memiliki daya tarik tersendiri.
“Saya termasuk penggemar baru, tetapi keris ini sudah menjadi bagian dari hidup saya. Salah satu yang paling saya sukai adalah Naga Sosro Kinata,” tambahnya.
Ketua Komunitas Cinta Budaya, Toni Junus, menyampaikan keprihatinannya terhadap kurangnya perhatian pemerintah, terutama Kemendikbud, terhadap pelestarian budaya perkerisan. Toni menekankan bahwa sejak UNESCO mengakui keris sebagai warisan budaya dunia pada 25 November 2005, KCB telah berjuang keras untuk melestarikan dan mempopulerkan keris, termasuk melalui inisiatif Keris Kamardikan.
“Pemerintah seharusnya berkolaborasi dengan komunitas. Pelestarian budaya harus dilakukan dengan konsep konservasi dan inovasi,” kata Toni.
Selain pameran, Keris Kamardikan Award 2024 juga menghadirkan Lomba Keris Kamardikan, di mana para juri menilai keris berdasarkan aspek filosofis, seni, material, dan teknik pembuatan. Juri juga akan mengevaluasi kekuatan energi atau “power” yang dipancarkan oleh keris tersebut, sebuah tradisi penilaian yang telah lama diterapkan dalam budaya perkerisan.
Untuk lebih memperkaya acara, berbagai pertunjukan seni tradisional Betawi, seperti Gambang Kromong, pencak silat, dan Wayang Jendra, turut ditampilkan. Pertunjukan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya tradisional Indonesia.
Pameran ini telah berlangsung dari tanggal 21 hingga 25 Agustus 2024 dan diharapkan mampu mendorong kebangkitan budaya Nusantara, khususnya dalam mempromosikan dan melestarikan keris sebagai warisan budaya yang tidak hanya diakui secara global tetapi juga mampu berkontribusi pada perekonomian lokal. Dalam perayaan ini, sinergi antara lembaga pemerintah seperti LPS, komunitas budaya, dan masyarakat umum, menjadi kunci untuk memastikan bahwa warisan budaya Indonesia terus hidup dan berkembang.