Berita Perbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan kinerja industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) semakin solid. Meskipun sepanjang tahun 2023 terdapat dua bank yang dilikudiasi, namun hal itu tidak banyak mempengaruhi kinerja keseluruhan industri perbankan BPR tahun ini.
Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih mengatakan total aset dua bank yang ditutup tersebut porsinya kurang dari 1 persen dari total aset BPR dalam skala nasional. Dia mengungkapkan penyebab jatuhnya dua bank itu juga bukan disebabkan oleh faktor ekonomi namun karena kesalahan dalam tata kelola bisnis yang dilakukan oleh pengurus bank.
“BPR yang dicabut ijin usahanya oleh OJK tahun ini dan diresolusi oleh LPS, total asetnya hanya 0,16% dari total industri. Kedua BPR ini ditutup juga bukan karena faktor kondisi ekonomi, melainkan karena salah urus oleh pengelola,” ungkap Lana.
Lana menerangkan kinerja industri keuangan pada tahun 2023 justru mengalami perkembangan positif. Total aset BPR hingga September 2023 tercatat sebanyak Rp188,87 triliun, naik 7,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp175,04 triliun.
Dia menyatakan bahwa pemulihan ekonomi pasca pandemi telah memberikan dorongan positif pada kinerja industri BPR, yang mengalami perkembangan signifikan. Peningkatan ini juga tidak terlepas dari penguatan aturan permodalan, seperti pemenuhan modal inti minimum yang telah diimplementasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dari sisi pendanaan, BPR berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp134 triliun pada Agustus 2023, menunjukkan kenaikan sebesar 9,21 persen dari jumlah sebelumnya, yaitu Rp122,71 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan deposito sebesar 10,58 persen secara tahunan dan kenaikan tabungan sebesar 6,13 persen dibanding tahun sebelumnya. Perlu dicatat bahwa segmen ini berhasil menjaga rasio modal (KPMM) industri BPR dan BPR Syariah masing-masing sebesar 31,03 persen dan 23,23 persen.
Sebelumnya, LPS menyampaikan bahwa dua lembaga keuangan mengalami kebangkrutan pada tahun ini. Mereka adalah PT Bank Perkreditan Rakyat Bagong Inti Marga (BPR BIM) di Jawa Timur dan Perusahaan Umum Daerah Bank Perkreditan Rakyat Karya Remaja Indramayu (Perumda BPR KRI) di Indramayu, Jawa Barat. Izin BPR BIM dicabut pada 3 Februari 2023, sedangkan permasalahan terkait kecurangan manajemen bank menyebabkan LPS mencabut izin BPR KRI pada 12 September 2023.
LPS diketahui telah menyelesaikan pencairan klaim penjaminan simpanan nasabah BPR BIM. Sementara itu pembayaran klaim penjaminan nasabah BPR KRI telah dilakukan sejak 19 September 2023 dan masih berlangsung hingga sekarang. LPS telah mencairkan lebih dari Rp 270 miliar untuk membayar simpanan nasabah BPR KRI.