Berita Perbankan – Industri pariwisata memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Sektor pariwisata berkontribusi besar terhadap pendapatan negara melalui penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara, menciptakan lapangan kerja secara langsung dan tidak langsung, mendukung mata pencaharian masyarakat setempat dan pertumbuhan sektor pariwisata merangsang perkembangan infrastruktur, seperti bandara, jalan, dan fasilitas publik lainnya.
Berdasarkan data yang dirilis Kemenparekraf, hingga saat ini capaian realisasi nilai devisa pariwisata pada 2023 adalah US$10,46 miliar atau sekitar Rp161,69 triliun. Sementara itu, persentase kontribusi PDB per kuartal III-2023 mencapai 3,83 persen.
Untuk mendukung suksesnya Program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) dengan target peningkatan jumlah perjalanan wisatawan domestik antara 1,2 hingga 1,4 miliar, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam penyelenggaraan acara LPS #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023.
Program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) merupakan inisiatif yang berasal dari gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI). Tujuan dari kehadiran program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia agar lebih aktif berwisata di dalam negeri.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo R.M. Manuhutu, menyoroti betapa pentingnya peran pariwisata dalam merangsang aktivitas ekonomi dan menjaga ketahanan ekonomi, terutama di tengah tekanan geopolitik global.
“BBWI bertujuan menggalakkan potensi internal dengan optimalisasi pengeluaran konsumsi pariwisata dan aktivitas ekonomi di tengah ketidakpastian global. Melalui DIATF, kami berupaya mengajak semua pihak untuk memastikan kualitas destinasi, diprioritaskan bagi wisatawan berkualitas, serta menciptakan dampak ekonomi yang positif,” ungkapnya.
Rudi Rahman, Direktur Eksekutif Sumber Daya Manusia dan Administrasi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menyatakan bahwa LPS secara rutin telah menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk merevitalisasi sejumlah destinasi wisata, seperti melakukan penghijauan di area sekitar sirkuit Mandalika beberapa waktu yang lalu.
LPS menyambut baik kolaborasi dengan Kemenparekraf dan Kemenko Marves dalam upaya meningkatkan industri pariwisata dalam negeri. Rudi mengatakan untuk mendorong minat masyarakat berwisata di dalam negeri, salah satunya, harus mengedepankan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung.
“LPS akan selalu siap mendukung pengembangan pariwisata. Belum lama ini, kami membantu meningkatkan kualitas atraksi dan amenitas dari sejumlah destinasi wisata. Dengan ini, kami berharap agar wisatawan akan semakin nyaman dan makin banyak yang berkunjung. Intinya kenyaman pengunjung nomor satu,“ kata Rudi.
Pariwisata dinilai mampu mempromosikan keanekaragaman budaya Indonesia, meningkatkan pemahaman lintas budaya, dan memperkaya pengalaman wisatawan. Pertumbuhan sektor pariwisata juga dapat menjadi katalisator bagi pembangunan ekonomi lokal, khususnya di destinasi pariwisata, dengan meningkatkan investasi dan kontribusi pada sektor lain seperti perdagangan, kuliner, dan kerajinan lokal.
Kemenparekraf telah mengumumkan target kinerja sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2024. Menurut Agustini Rahayu, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, semua indikator seperti nilai devisa, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus), hingga kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB), diharapkan meningkat pada tahun 2024.
“Wisatawan mancanegara ditargetkan meningkat menjadi 9,5 sampai 14,3 juta kunjungan. Sementara itu, untuk wisatawan nusantara, targetnya sedikit meningkat dibandingkan tahun ini, dengan ambang batas atas mencapai 1,5 miliar perjalanan,” ungkap Ayu dalam Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2024 di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Lebih lanjut, Ayu menyampaikan bahwa pada tahun 2024, sektor pariwisata Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar 4,5 persen terhadap PDB nasional, meningkat dari 4,1 persen pada tahun 2023.
Sementara itu, Kemenparekraf menetapkan target nilai devisa pariwisata pada tahun 2024 antara US$7,38 miliar hingga US$13,08 miliar, setara dengan Rp114,06 triliun hingga Rp202,15 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.455/US$).
Untuk diketahui, pada tahun 2023, Kemenparekraf menetapkan target nilai devisa sebesar US$7,09 miliar hingga US$9,99 miliar, yang setara dengan Rp109,68 triliun hingga Rp154,43 triliun.
Selain itu, Kemenparekraf juga menargetkan jumlah kunjungan wisman sebanyak 6 juta hingga 8,5 juta, serta perjalanan wisnus sebanyak 1,2 miliar hingga 1,4 miliar.