BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berbicara tentang pentingnya keamanan siber dan manajemen risiko bagi regulator atau lembaga penjamin simpanan. Terlebih kegiatan operasional organisasi penjamin simpanan saat ini sangat bergantung pada teknologi informasi khususnya terkait dengan penyimpanan data.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam forum internasional Kunjungan Studi Asia Pacific Regional Committee International Association of Deposit Insurers (APRC IADI) ke-2. Forum tentang “Keamanan Siber dan Manajemen Risiko Perusahaan untuk Penanggung Simpanan”, diselenggarakan oleh APRC IADI bersama dengan LPS, di Bali 6-7 November 2022.
Purbaya mengatakan LPS memberikan perhatian khusus pada isu keamanan siber dan manajemen risiko. Menurut Purbaya saat ini para pelaku bisnis masih belum memahami risiko privasi data dan keamanan siber dari perangkat dan sistem IT yang mereka gunakan.
Purbaya menjelaskan organisasi atau lembaga perlu menguji sistem keamanan IT secara berkala dan ketat, seakan-akan mereka sendiri adalah peretas. Pastikan untuk senantiasa mematuhi peraturan undang-undang dan memenuhi standar privasi data untuk meminimalisir risiko peretasan sistem keamanan siber dan menerapkan forensik yang kuat saat terjadi masalah.
Di hadapan seratus orang peserta dari negara-negara di kawasan Eropa, Amerika, Asia dan Afrika, Purbaya mengatakan tujuan dari kegiatan kunjungan studi tersebut bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para peserta terkait manajemen risiko dan keamanan siber.
“Kunjungan studi selama dua hari oleh para pembicara yang ahli di bidangnya ini, bertujuan untuk memperkaya dan memberikan pengetahuan dan keterampilan penting para peserta tentang Keamanan Siber dan Manajemen Risiko Perusahaan secara menyeluruh dan komprehensif,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa dalam siaran pers, Selasa (08/11/2022).
Purbaya menambahkan organisasi penjamin simpanan perlu memberikan perhatian khusus pada aspek keamanan siber dan manajemen risiko sebab lembaga penjamin menyimpan data-data penting yang bersifat sensitif dan rahasia, yang dikelola secara digital setiap harinya. Maka dari itu lembaga penjamin memiliki potensi cukup besar terhadap risiko serangan siber yang bisa mengancam keamanan data nasabah.
“Ancaman dan kerentanan keamanan siber yang berkelanjutan terhadap kami sebagai regulator telah menjadi perhatian utama. Untuk mengelola risiko ini dengan lebih baik, sangat penting bagi lembaga kami untuk memperkuat manajemen risiko keamanan siber,” pungkasnya.
Forum internasional Kunjungan Studi IADI APRC ke-2 dihadiri oleh seratus peserta yang didominasi oleh perwakilan dari otoritas penjamin simpanan dari berbagai negara dan organisasi keuangan internasional, yaitu IADI dan World Bank.