Beritaperbankan.id – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi tren pertumbuhan positif bisnis perbankan masih akan berlangsung pada tahun 2023 di tengah isu resesi global.
Dalam Laporan Likuiditas Bulanan LPS disebutkan bahwa permintaan kredit masih akan melanjutkan tren kenaikan secara bertahap sejalan dengan aktivitas bisnis yang mulai berangsur normal pasca pandemi covid-19.
LPS memproyeksikan permintaan kredit akan terus tumbuh di tahun depan, begitupun dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang masih akan bertambah meskipun dengan laju pertumbuhan yang lebih lambat.
Untuk menjaga pertumbuhan kredit yang sehat, perbankan harus berinovasi mengelola likuiditasnya di tengah tren pertumbuhan permintaan kredit.
Perbankan juga diimbau lebih selektif dalam penyaluran kredit guna meminimalisir potensi kredit macet yang dapat mengganggu kesehatan likuiditas bank. Bank sebagai kreditur harus memeriksa dengan detail profil calon debitur sebelum memberikan kredit.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan saat ini industri perbankan dalam kondisi yang stabil dan masih mampu mengelola likuiditasnya dengan baik, meskipun kekinian terjadi kenaikan suku bunga yang bisa meningkatkan risiko kredit dan menekan laju pertumbuhan likuiditas perbankan.
Kondisi tersebut didukung oleh perpanjangan relaksasi kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga tahun 2023 sehingga mampu mengurangi tekanan neraca perbankan.
“Berdasarkan asesmen terhadap rencana bisnis bank (RBB) yang sudah dikompilasikan, kredit 2023 akan tumbuh di seluruh sektor, dengan mesin utama sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor industri pengolahan,” papar Dian.
Dian menambahkan penyaluran kredit pada tahun 2023 akan lebih banyak disalurkan untuk kredit modal kerja. Sementara itu pertumbuhan DPK akan tetap naik dengan pertumbuhan paling tinggi pada jenis simpanan tabungan dan giro.
“Secara pengelompokan, Kredit dan DPK diproyeksikan tumbuh di seluruh kelompok KBMI dengan kontribusi terbesar KBMI 4. Pengelolaan risiko masih akan dilakukan secara prudent,” tambah Dian.
Sejalan dengan prediksi OJK dan LPS, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjio memperkirakan pada tahun 2023 penyaluran kredit mampu tumbuh di kisaran 10 persen hingga 12 persen. Sementara pertumbuhan kredit hingga akhir tahun 2022 diperkirakan tumbuh 9 persen hingga 11 persen.
Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun depan mampu mencapai 8 persen hingga 9 persen dengan kontribusi tertinggi dari kredit ritel seperti KPR, kredit kendaraan dan UMKM.
Sementara itu Riset Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan kredit secara nasional akan menembus level 10,1 persen dan pengumpulan DPK mampu tumbuh sekitar 7 persen hingga 8 persen di tahun 2023.