Berita Perbankan – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bonus demografi yang didapatkan Indonesia pada tahun 2030, jumlah penduduk usia produktif diprediksi akan mendominasi sebanyak 68,01 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.
Dominasi generasi muda sudah mulai nampak di berbagai aspek kehidupan, salah satunya dalam bidang investasi pasar modal. Hal ini diungkapkan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) di Jakarta, Senin (16/8/2023).
Purbaya mengatakan data terbaru tahun 2023 menunjukkan adanya pertumbuhan jumlah investor muda. Bahkan sebanyak 80 persen dari total investor asing merupakan generasi milenial dan generasi Z.
Dalam keterangannya, Purbaya juga mengungkapkan hingga pertengahan tahun 2023 tercatat jumlah investor pasar modal mencapai 11,5 juta investor. Berdasarkan kelompok usia, sebanyak 57,26 persen diantaranya merupakan investor yang masih berusia di bawah 30 tahun.
Kesadaran generasi muda dalam mengelola keuangan dengan menjajah dunia investasi merupakan kabar baik. Anak-anak muda kekinian telah memiliki tujuan keuangan jangka panjang. Namun hal ini bukan tanpa kendala. LPS menyoroti masih rendahnya tingkat literasi keuangan di masyarakat.
Purbaya menjelaskan, jika indeks literasi keuangan lebih rendah dari indeks inklusi keuangan, maka hal ini berpotensi menciptakan permasalahan, diantaranya kerugian berinvestasi karena kurangnya pemahaman tentang produk investasi yang dibeli dan makin maraknya aksi penipuan di bidang keuangan yang memakan banyak korban.
LPS terus mendorong generasi muda untuk mulai berinvestasi, di samping tetap harus memiliki tabungan dan dana darurat dalam bentuk simpanan perbankan yang bersifat likuid atau mudah dicairkan dan tentunya simpanan perbankan termasuk produk keuangan yang dijamin LPS hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank.
“Generasi muda yang well-literate dalam investasi keuangan dapat semakin meningkatkan hasil investasi melalui keputusan dan strategi keuangan yang tepat. Sebaliknya, jika tingkat literasinya rendah maka besar kemungkinan tingkat pemanfaatan dari produk investasi keuangan menjadi kurang optimal, atau bahkan tidak memahami risiko yang mungkin muncul dari suatu produk investasi keuangan,” tegas dia.
Purbaya menyatakan dengan bonus demografi yang dinikmati Indonesia pada tahun 2023 membuat masa depan investasi pasar modal tanah air bisa dipastikan cerah. Terlebih saat ini kesadaran anak-anak muda untuk berinvestasi terus mengalami tren pertumbuhan.
LPS bersama dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lainnya yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen terus memperkuat literasi keuangan masyarakat untuk mendukung terciptanya iklim investasi dan keuangan yang aman bagi seluruh masyarakat.
Pemerintah menegaskan bahwa memiliki pemahaman tentang literasi dan inklusi keuangan memberikan keuntungan besar bagi sektor jasa keuangan dan pelaku usaha yang turut berpartisipasi dalam pembayaran pajak untuk mendukung program-program pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Semakin banyak orang yang paham dengan literasi keuangan dan inklusi keuangan, maka akan semakin banyak orang yang menggunakan produk dan layanan keuangan dengan benar. Mereka akan lebih berhati-hati dengan risiko yang ditimbulkan dan waspada terhadap dampak negatif dari perkembangan teknologi dalam bidang keuangan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) pada awal Agustus lalu mengatakan generasi muda perlu diberikan edukasi dan literasi tentang keuangan dan investasi sejak dini untuk dapat mendukung terwujudnya negara Indonesia yang maju dan sejahtera.
“Setiap generasi memiliki peranan penting untuk memperjuangkan, membangun, mengusahakan, dan membiayai pembangunan,” ujarnya.
Sri Mulyani mengungkapkan perkembangan teknologi dan digitalisasi sektor keuangan telah berkontribusi dalam mempermudah masyarakat mengakses berbagai produk layanan keuangan dan produk investasi , yang tercermin dari meningkatnya indeks inklusi keuangan tahun 2023 yang berada di level 85,10 persen.
“Indonesia hanya akan bisa maju jika kita semua peduli dan menjaganya bersama, dimulai dari memahami bagaimana mengurus negara ini, memahami mengurus keuangan diri, dan menjaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik,” tuturnya.