BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi suku bunga kredit di perbankan nasional dalam tren penurunan terbatas. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan meskipun bunga kredit sulit turun, masih ada peluang suku bunga kredit naik namun relatif terbatas.
“Kalau kemungkinan (naik) pasti ada, dimonitor relatif terbatas untuk kenaikan bunga kredit,” jelas Purbaya dalam konferensi pers, Rabu (25/5/2022).
Bos LPS Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan saat ini perbankan memiliki likuiditas yang berlimpah sehingga diprediksi dalam waktu dekat perbankan belum akan menaikan suku bunga kredit.
Kondisi fundamental industri perbankan relatif stabil dengan rasio permodalan (CAR) industri yang berada di level 24,03% dan rasio alat likuid (AL/NCD) di kisaran 131,53%. Maka dari itu LPS menilai bunga kredit tidak akan naik karena tidak ada kenaikan pada bunga simpanan perbankan.
Purbaya menambahkan secara umum kondisi likuiditas Perbankan di tahun 2022 terpantau relatif kuat yang didukung oleh pertumbuhan DPK yang stabil, fungsi intermediasi yang semakin membaik dengan tingkat Permodalan yang cukup tinggi .
“Kinerja pertumbuhan kredit bank umum melanjutkan tren pemulihan. Pada April 2022 kredit perbankan tumbuh sebesar 9,3% (year on year), pertumbuhan DPK pun tetap berada di level yang lebih tinggi sebesar 10,1%,” jelasnya.
Seperti diketahui pada tahun 2022 pemerintah bersama sejumlah otoritas termasuk LPS akan terus melanjutkan program percepatan pemulihan ekonomi nasional. Salah satu kebijakan LPS untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan tingkat bunga penjaminan (TBP) yang masih dipertahankan pada level terendah yang pernah ada.
Terbaru LPS menetapkan TBP periode 28 Mei hingga 30 September 2022 adalah 3,50 untuk simpanan rupiah di bank umum, 0,25 persen untuk simpanan dalam mata uang asing dan 6,00 persen untuk simpanan di BPR.
Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dengan menyalurkan kredit lebih banyak kepada masyarakat karena likuiditas perbankan semakin longgar.
LPS memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional akan terus membaik pada tahun 2022 hingga 2023 mendatang. Beberapa Waktu yang lalu LPS juga mengatakan simpanan nasabah mengalami tren kenaikan.
Sementara simpanan nasabah kategori di bawah Rp 100 juta mengalami pertumbuhan paling kecil karena belum merata nya dampak pemulihan ekonomi nasional. LPS memproyeksikan tahun 2022 hingga 2023 pertumbuhan Simpanan nasabah akan kembali normal seperti sebelum pandemi covid-19 .