BeritaPerbankan – Kabar ancaman resesi di tahun 2023 sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Sejumlah ekonom, pejabat, publik figur bahkan Presiden Jokowi pun sudah mewanti-wanti adanya potensi krisis ekonomi di tahun depan.
Ketakutan dan kekhawatiran masyarakat masuk akal jika melihat kondisi ekonomi global yang kian mengkhawatirkan. Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan resesi di kawasan Eropa sudah pasti akan terjadi.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Akankah bernasib sama seperti negara-negara di Eropa?.
David menjelaskan kondisi yang lebih baik akan terjadi di Indonesia. Perekonomian domestik yang cukup baik mampu menghadapi tantangan stagflasi dan inflasi.
“Kalau resesi terlalu hiperbola,” kata David Sumual.
David menambahkan kondisi perekonomian nasional kita jauh lebih baik dibandingkan saat krisis 1998 sehingga tidak perlu pesimis menghadapi tantangan ekonomi di tahun 2023 namun tetap harus waspada.
“Ekonomi kita baik-baik saja, dan posisi utang enggak seperti dulu. Exposure utang kita mengkhawatirkan. Waspada boleh, jangan pesimis juga,” jelasnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia pertumbuhan belanja ritel terus mengalami kenaikan dan masyarakat terpantau aktif berbelanja secara masif di berbagai sektor.
“Banyak berduit mulai realisasikan, banyak sektor bergerak dan durable goods, otomotif juga positif, mobil sudah double,” jelasnya.
Di sisi lain Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat adanya kenaikan jumlah tabungan orang tajir di perbankan. Sejumlah pihak menilai hal itu merupakan indikasi adanya kekhawatiran masyarakat terhadap dampak resesi di tahun 2023.
LPS mencatat hingga Agustus 2022 simpanan nasabah nominal di atas Rp 2 miliar tumbuh pesat menjadi Rp 4.603 triliun. Bahkan tiering simpanan di atas Rp 5 miliar mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan kelompok simpanan lainnya yaitu 1,4 persen secara bulanan.
Jumlah simpanan nasabah di bank umum untuk kelompok simpanan di atas Rp 5 miliar tercatat mencapai Rp 3.975 triliun, sementara itu tiering simpanan Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar naik menjadi Rp 628 triliun.
Tak hanya soal nominal, jumlah rekening tabungan orang kaya di bank juga dilaporkan terus meningkat. Jumlah rekening tabungan kelompok simpanan Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar tercatat naik 3,4 persen menjadi 199.697 rekening.
Jumlah rekening simpanan jumbo di atas Rp 5 miliar juga tumbuh 8,7 persen secara tahunan menjadi 125.260 rekening.
Total simpanan nasabah di bank umum hingga Agustus 2022 tercatat sebanyak Rp 7,675 triliun dengan pertumbuhan 7,7 persen secara tahunan. Sedangkan jumlah rekening simpanan kini sudah mencapai 495.380.970 atau naik 35,6 persen yoy.
Pertumbuhan jumlah nominal simpanan nasabah perbankan di tengah isu resesi berkaitan dengan upaya masyarakat mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan saat resesi dan krisis benar-benar terjadi.
Namun demikian LPS berpesan kepada masyarakat dan industri perbankan untuk tidak terlalu khawatir dan tetap optimis dengan prospek ekonomi nasional di tahun 2023.