BeritaPerbankan – Tingginya pengguna internet dan ponsel pintar di Indonesia menjadi modal penting dalam mendorong percepatan menuju masyarakat tanpa uang tunai (cashless society).
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan untuk mencapai target tersebut diperlukan percepatan digitalisasi perbankan untuk menunjang kebutuhan masyarakat dalam transaksi non tunai.
Purbaya mengakui bahwa saat ini masyarakat kita sebagian besar belum cashless, namun pergerakan menuju ke arah cashless society sedang berlangsung hanya saja membutuhkan proses dan waktu untuk benar-benar mewujudkan finansial digital yang cepat dan aman.
LPS mencatat jumlah pengguna internet hingga Januari 2022 sebanyak 204,7 juta orang atau setara dengan 73,7 persen dari total populasi penduduk Indonesia.
Pengguna internet yang menggunakan ponsel di Indonesia tercatat sebanyak 96,1 persen atau setara dengan 196,7 juta orang.
Selain ponsel para pengguna Internet juga menggunakan perangkat lain seperti komputer, laptop, komputer tablet dan smartwatch.
Data transaksi uang elektronik terus menunjukan tren kenaikan. Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 5,4 miliar transaksi atau setara dengan nilai Rp 239 triliun. Diprediksi jumlah tersebut masih akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2022.
Purbaya menjelaskan lonjakan aktivitas transaksi uang elektronik tidak lepas dari terobosan industri perbankan yang kekinian sudah mengadopsi tren digital dalam produk dan pelayanan mereka.
Kehadiran bank digital juga berkontribusi terhadap pertumbuhan transaksi digital di tanah air. Transaksi melalui QRIS, mobile banking dan dompet elektronik semakin banyak digunakan oleh masyarakat, terlebih pola perilaku belanja orang yang bergeser menjadi serba online mendorong pertumbuhan transaksi digital.
LPS mencatat jumlah rekening nasabah bank digital hingga Mei 2022 mencapai 38,2 juta rekening dengan persentase pertumbuhan 8.238,4 persen secara tahunan (YoY).
Jumlah total simpanan nasabah di neobank juga terpantau naik sebanyak 58,1 persen menjadi Rp 49,3 triliun.
Dalam laporan Bank Indonesia disebutkan bahwa jumlah transaksi dompet digital hingga triwulan pertama tumbuh 42,06 persen YoY dan diprediksi masih akan terus bertumbuh mencapai Rp 360 triliun.
Pengguna dompet digital pada tahun 2022 sudah mengalahkan jumlah pengguna kartu kredit. Berdasarkan data RedSeer transaksi e-commerce di Indonesia dengan menggunakan metode pembayaran dompet digital berkontribusi sebanyak 29 persen.
Jumlah tersebut didominasi oleh kalangan milenial dengan rata-rata transaksi top-up mencapai Rp140.663 per minggu.
Dompet digital paling banyak digunakan pengguna untuk mengisi ulang atau top-up data Internet (76 persen), belanja online (56 persen), pembayaran produk (41 persen) dan pesan antar makan online (36 persen).