BeritaPerbankan – Kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan, diprediksi akan terus meningkat pada tahun 2025. Kepala Kantor Perwakilan LPS III, Fuad Zaen, menyatakan bahwa tren positif ini sejalan dengan stabilitas kondisi perbankan dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah tersebut hingga akhir tahun 2024. Ia menegaskan bahwa saat ini tidak ada bank atau BPR di Sulawesi Selatan yang sedang dalam proses penyehatan atau mengalami masalah keuangan yang serius.
“Untuk di Sulsel, kondisi perbankan aman dan stabil. Tidak ada bank maupun BPR yang harus melalui proses penyehatan,” jelas Fuad dalam acara workshop bertajuk Connection by Collaboration yang digelar pada Minggu, 8 Desember 2024.
Fuad menambahkan bahwa meskipun secara nasional telah ada 16 BPR yang ditutup sepanjang Januari hingga Oktober 2024, tidak ada satu pun bank dari Sulawesi Selatan yang termasuk dalam daftar tersebut. Ia juga menyoroti masih adanya kebiasaan masyarakat menyimpan uang di luar sistem perbankan, seperti di bawah bantal atau kasur, yang menurutnya rentan terhadap berbagai risiko, seperti kehilangan dan kerusakan fisik uang.
“Kami masih menemukan beberapa kejadian di mana masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya di rumah. Ini berbahaya jika terjadi bencana karena uang tersebut bisa hilang. Oleh karena itu, kami mendorong masyarakat Sulsel untuk lebih percaya diri menyimpan uangnya di bank,” ujarnya.
Hingga 31 Oktober 2024, LPS telah menjamin 17,68 juta rekening bank umum di wilayah tersebut, atau sekitar 99,97 persen dari total rekening. Selain itu, sebanyak 126.650 rekening pada BPR dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) juga telah dijamin penuh oleh LPS, dengan tingkat cakupan yang sama.
Secara nasional, kinerja LPS juga menunjukkan hasil yang luar biasa. Hingga akhir Oktober 2024, LPS telah menjamin 599,93 juta rekening di bank umum, mencakup 99,94 persen dari total rekening di seluruh Indonesia. Di sektor BPR dan BPRS, 15,81 juta rekening atau sekitar 99,98 persen juga telah dijamin sepenuhnya.
Tidak hanya berfokus pada penjaminan simpanan, LPS juga berperan dalam proses likuidasi bank. Sejak beroperasi pada tahun 2005, LPS telah menutup lima BPR di Sulawesi Selatan, termasuk BPR Dana Niaga Mandiri pada tahun 2016. Dari total lima BPR yang ditangani, terdapat 3.117 rekening dengan total simpanan mencapai Rp18,5 triliun.
Selain itu, Fuad mengajak media untuk turut berperan aktif dalam menyebarkan pesan mengenai pentingnya peran Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam menjaga keamanan simpanan masyarakat. Ia berharap kolaborasi yang lebih erat antara LPS dan media akan membantu masyarakat memahami manfaat menyimpan uang di bank, terutama dengan adanya jaminan yang diberikan oleh LPS.
LPS terus berkomitmen menjaga stabilitas keuangan, melindungi simpanan nasabah, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. ia berharap bahwa dengan adanya sinergi yang kuat, peran LPS dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan akan semakin signifikan di masa mendatang.