BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar workshop nasional bagi praktisi media di Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (30/11/2024), dengan tujuan memperkuat literasi ekonomi para jurnalis. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman media terhadap isu-isu ekonomi makro yang sering menjadi sorotan publik, seperti pendapatan nasional, inflasi, kebijakan moneter dan fiskal, serta pemanfaatan data statistik keuangan.
Dalam sambutannya, Seto Wardono, Direktur Group Riset LPS, menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh terhadap konsep-konsep ekonomi makro di kalangan jurnalis. LPS berharap para jurnalis dapat menyampaikan informasi yang lebih akurat kepada masyarakat.
“Dengan pemahaman yang mendalam ini, para praktisi media diharapkan mampu memberikan informasi yang lebih komprehensif kepada masyarakat mengenai kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah. Selain itu, media juga berperan penting dalam menyampaikan pesan-pesan lembaga regulator, termasuk LPS, dengan lebih akurat,” ujar Seto.
Seto juga mengapresiasi diskusi yang terjadi antara LPS dan para wartawan berpengalaman di bidang ekonomi. Menurutnya, masukan dari media sangat penting bagi LPS dalam menyosialisasikan kebijakan-kebijakan mereka kepada masyarakat.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, serta membuka wawasan baru tentang dinamika ekonomi makro,” tambahnya.
Salah satu topik menarik yang dibahas dalam workshop tersebut adalah mengenai inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Seperti yang disampaikan oleh narasumber, inflasi dan pertumbuhan ekonomi seringkali dipengaruhi oleh siklus musiman. Misalnya, pada bulan-bulan tertentu seperti Desember atau saat Ramadan, inflasi cenderung lebih tinggi. Sebaliknya, pada masa panen raya, seperti panen padi, sering terjadi deflasi karena meningkatnya pasokan pangan.
Mengutip data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia tercatat sebesar 0,16% pada bulan Oktober 2024 (month-on-month), setelah mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut. Namun, secara tahunan (year-on-year), inflasi Indonesia mengalami penurunan menjadi 1,7% pada bulan yang sama. Hal ini menunjukkan adanya dinamika ekonomi yang perlu dipahami oleh para praktisi media untuk menyajikan berita yang tepat dan informatif kepada masyarakat.
Selain membahas isu makroekonomi, LPS juga memberikan informasi terkini mengenai perkembangan penjaminan simpanan, yang merupakan salah satu tugas utama lembaga ini. Sejak beroperasi pada tahun 2005 hingga 31 Oktober 2024, LPS telah menangani 137 bank yang dicabut izin usahanya, dengan total pembayaran simpanan mencapai Rp2,82 triliun. Dari jumlah tersebut, simpanan di bank umum mencapai Rp202 miliar, sementara simpanan di Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) mencapai Rp2,62 triliun, mencakup 413.397 rekening.
Pada tahun 2024 saja, hingga 31 Oktober, LPS telah menangani penutupan 15 bank, dengan total simpanan yang dibayarkan mencapai Rp735,26 miliar dari 108.116 rekening. Angka ini mencerminkan upaya berkelanjutan LPS dalam melindungi nasabah perbankan di Indonesia, serta memastikan stabilitas sektor keuangan nasional.
Workshop ini menjadi salah satu upaya LPS untuk memperkuat kerja sama dengan media dalam meningkatkan literasi keuangan publik. Dengan informasi yang akurat dan komprehensif, diharapkan masyarakat dapat memahami lebih baik peran LPS serta kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah dan regulator terkait.