BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan data terbaru perkembangan industri perbankan Indonesia hingga semester I 2024. Dalam laporan Distribusi Simpanan Bank Umum Agustus 2024, total nominal simpanan di Bank Umum tercatat mencapai Rp699 triliun, mengalami penurunan sebesar 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM).
Data ini bersumber dari Laporan Bank Umum Terintegrasi yang dikumpulkan dari 106 bank umum di Indonesia. Dalam laporan tersebut, terlihat adanya penurunan tipis pada total nominal simpanan, sementara jumlah rekening mengalami kenaikan yang stabil.
Namun, LPS mengatakan bahwa simpanan yang tercantum dalam laporan ini tidak mencakup simpanan di kantor cabang bank yang berkedudukan di Indonesia tetapi melakukan kegiatan perbankan di luar negeri. Sebaliknya, laporan ini merangkum simpanan dari dana pihak ketiga serta simpanan antar-bank, sehingga memberikan gambaran komprehensif mengenai kondisi perbankan di dalam negeri.
Dari segi jenis simpanan, Deposito masih mendominasi dengan porsi terbesar, mencakup 36,8% dari total simpanan. Hal ini menunjukkan bahwa nasabah cenderung memilih instrumen investasi yang menawarkan tingkat bunga tetap dalam jangka waktu tertentu, meskipun pergerakan bunga deposito sering dipengaruhi oleh kebijakan moneter.
Simpanan Deposits on Call mencatat kenaikan tertinggi, dengan pertumbuhan 13,7% secara MoM. Ini mengindikasikan adanya peningkatan permintaan terhadap simpanan jangka pendek yang fleksibel, yang biasanya digunakan untuk pengelolaan likuiditas korporasi.
Sebaliknya, jenis simpanan Sertifikat Deposito mengalami penurunan terdalam dengan angka 1,8% MoM, menunjukkan bahwa instrumen ini semakin kurang diminati oleh nasabah, kemungkinan terkait dengan pergerakan suku bunga yang kurang kompetitif dibandingkan deposito konvensional.
Jika dilihat dari distribusi nominal simpanan berdasarkan tiering, sebagian besar dana yang tersimpan di bank masih didominasi oleh segmen nasabah besar atau korporasi. Simpanan dengan nominal lebih dari Rp5 miliar memiliki porsi terbesar, yakni 53,2% dari total simpanan. Namun, di sisi lain, terjadi penurunan pertumbuhan simpanan di tiering ini sebesar 0,9% MoM.
Kenaikan tertinggi pada tiering simpanan justru terjadi pada kelompok nominal Rp100 juta hingga Rp200 juta, yang tumbuh 0,9% secara MoM. Ini bisa menjadi sinyal positif bagi perbankan, mengingat pertumbuhan simpanan dari nasabah ritel yang lebih kecil, yang mencerminkan perbaikan tingkat tabungan masyarakat kelas menengah.
Berbeda dengan tren penurunan pada nominal simpanan, jumlah rekening simpanan justru mengalami kenaikan. Pada bulan Agustus 2024, total rekening simpanan di Bank Umum mencapai 592,8 juta rekening, naik 1,0% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan partisipasi nasabah dalam perbankan, terutama dari segmen ritel.
Jenis simpanan Tabungan menjadi penyumbang terbesar jumlah rekening, dengan mencakup 98,1% dari total rekening simpanan. Jenis simpanan Deposits on Call, meskipun mencatat kenaikan tertinggi dalam nominal, justru mengalami penurunan terdalam dalam jumlah rekening, yaitu turun 24,2% MoM.
Berdasarkan tiering simpanan, jumlah rekening terbanyak terdapat pada tiering simpanan dengan nominal di bawah Rp100 juta, yang mencakup 98,8% dari total rekening simpanan. Kenaikan tertinggi dalam jumlah rekening tercatat pada kelompok tiering ini dengan peningkatan 1,0% MoM. Di sisi lain, tiering simpanan Rp1 miliar hingga Rp2 miliar mengalami penurunan terdalam sebesar 0,7% MoM.
Dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, LPS terus meningkatkan cakupan jumlah rekening yang dijamin dalam Program Penjaminan Simpanan. Pada Agustus 2024, LPS menjamin 592,4 juta rekening, yang mencakup 99,9% dari total rekening simpanan di Indonesia. Sementara itu, ada 361,2 ribu rekening atau sekitar 0,1% dari total rekening yang hanya dijamin sebagian oleh LPS, dengan batas maksimal hingga Rp2 miliar.