BeritaPerbankan – Ancaman resesi ekonomi di tahun 2023 menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Tahun 2023 disebut tahun kegelapan ekonomi yang membuat banyak pihak khawatir prospek ekonomi di tahun depan akan melemah dan berdampak parah.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menilai prospek ekonomi nasional masih akan tumbuh di tengah ancaman resesi global tahun 2023.
Purbaya meminta pelaku industri perbankan tidak takut dan tetap optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia. Terlebih kondisi keuangan perbankan terpantau aman. Kemampuan bank menjalankan fungsi intermediasi juga masih terpantau baik.
Purbaya menambahkan kekhawatiran masyarakat dan industri keuangan tentang nasib perekonomian nasional didorong oleh krisis global yang diprediksi berujung resesi pasca pandemi covid-19.
Kondisi global yang berpotensi mengakibatkan resesi diantaranya kenaikan harga energi, laju inflasi di sejumlah negara yang terus meningkat dan kebijakan kenaikan suku bunga acuan sejumlah bank sentral dunia.
Kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Fed, mendorong sejumlah bank sentral negara lain melakukan penyesuaian suku bunga acuan.
Sejumlah pengamat dari berbagai lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023 hanya mampu tumbuh sebesar 2,8 persen maksimal 3 persen. Sementara di tahun 2022 pertumbuhan ekonomi tercatat 2,9 persen hingga 3,2 persen.
Kondisi dinamika global yang penuh tantangan di tahun 2023 membawa masyarakat kepada situasi yang penuh gejolak, ketidakpastian dan tantangan untuk mengatur strategi keuangan agar mampu bertahan jika resesi benar-benar terjadi.
“Pelambatan ekonomi yang dikombinasikan kenaikan harga akhirnya dapat memicu risiko terjadinya stagflasi di beberapa negara,” ujar Purbaya.
Namun demikian Purbaya tetap optimis Indonesia tidak akan banyak mengalami dampak akibat krisis global sebab Indonesia sudah terlatih dalam menghadapi krisis dan telah memiliki formulasi untuk mengatasi krisis ekonomi.
“Kalau saya lihat dari pengalaman kita selama ini dan strategi yang sudah kita terapkan selama ini, kita sudah menemukan cara jitu untuk menghindari atau meringankan tekanan negatif dari luar,” katanya.
Purbaya menjelaskan Indonesia sudah melewati masa resesi pada tahun 2020 dan kembali pulih pada tahun 2021. Berdasarkan siklus bisnis Indonesia yaitu berkisar antara 7 hingga 10 tahun, jika dilakukan perbaikan di berbagai lini dalam menghadapi krisis global maka ekspansi bisnis di Indonesia akan mampu bertahan setidaknya hingga 2028 atau bahkan bisa sampai 2030.
“Itu paling tidak. Kalau kita pintar sedikit maka 10 tahun kita bisa ekspansi atau sampai 2031 nanti,” katanya.