BeritaPerbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa meyakini penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada tahun 2023 akan melanjutkan tren kenaikan hingga 8 persen year on year (YoY).
Purbaya mengatakan pertumbuhan DPK tahun depan tetap akan tumbuh di tengah meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang diperkirakan menembus level 10 persen hingga 12 persen yoy.
Hal itu dinilai normal disaat ekonomi nasional terus menunjukkan tren peningkatan sehingga dana perbankan atau simpanan nasabah akan banyak digunakan untuk melakukan ekspansi.
Permintaan kredit yang terus meningkat mengindikasikan perekonomian nasional terus bergeliat pasca pandemi covid-19. Para pengusaha sudah cukup percaya diri mengembangkan lagi usahanya dan masyarakat juga mulai meningkatkan konsumsi belanja.
Purbaya menjelaskan meskipun dana nasabah perbankan digunakan untuk ekspansi, LPS meyakini masyarakat dan korporasi akan kembali mendapatkan uangnya saat ekonomi terus bertumbuh.
Keuntungan yang diperoleh korporasi dan masyarakat pada akhirnya akan masuk ke sistem perbankan. LPS optimis pertumbuhan kredit mampu melampaui 12 persen jika kebijakan fiskal terus diperbaiki.
Hal itu senada dengan apa yang disampaikan anggota DK LPS Didik Madiyono yang mengatakan kredit akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan DPK saat pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan.
Didik melaporkan likuiditas perbankan saat ini terpantau masih longgar dengan loan to deposit ratio (LDR) yang berada di level 82 persen.
Sebelumnya Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo memprediksi DPK perbankan di tahun 2023 akan tumbuh di kisaran 7,9 persen hingga 8,1 persen yoy.
Sementara itu pertumbuhan kredit perbankan tahun 2023, BI memproyeksikan mampu tumbuh sebesar 10 persen hingga 12 persen dan berpotensi terus melanjutkan tren positif hingga tahun 2024.
“Kredit akan tumbuh dengan keyakinan ekses likuiditas masih longgar dan permintaan kredit terus membaik dari berbagai sektor ekonomi. Sehingga, 2023, untuk kredit akan tumbuh 10% hingga 12% dan akan terus berlangsung di 2024,” ujar Dody pada acara Bank BTPN Economic Outlook 2023, Senin (5/12).