BeritaPerbankan – Kondisi perekonomian global yang masih diselimuti ketidakpastian dan perlambatan beberapa ekonomi utama dunia seperti Tiongkok dan Amerika Serikat menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia ke depan.
Meskipun saat ini ekonomi global diwarnai dengan kenaikan infalasi, kenaikan harga pangan, krisis energi, kenaikan suku bunga acuan bank sentral dunia serta perlambatan ekonomi sejumlah negara, namun kondisi perekonomian dalam negeri masih terpantau aman.
Hal itu disampaikan Direktur Group Riset LPS Herman Saheruddin pada Jumat (07/10/2022). Pertumbuhan ekonomi nasional masih tinggi di tengah gejolak ekonomi global yang santer diberitakan akan berisiko terjadinya resesi global.
Beberapa indikator memang menunjukan perlambatan, namun kondisi perekonomian Indonesia dengan pertumbuhan konsumsi domestik yang relatif tinggi, LPS optimis ekonomi nasional di tahun 2023 tidak akan terlalu terdampak oleh gejolak ekonomi global.
Meski demikian bukan berarti apa yang terjadi pada level global tidak menjadi perhatian. Kita tetap harus mewaspadai segala kemungkinan yang bisa saja terjadi.
LPS Optimis selama Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi domestik, maka tidak perlu khawatir dengan nasi perekonomian nasional di tahun depan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan mampu tumbuh 5 persen, lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan ASEAN.
Asian Development Bank (ADB) menilai Indonesia adalah salah satu negara yang tidak akan terlalu terdampak resesi global di tahun 2023. Hal itu didorong oleh percepatan pemulihan ekonomi yang terus dilakukan pasca pandemi covid-19.
“Kita perlu tetap optimis, oleh karena konsumsi domestik masih stabil. Di sisi inflasi kita jangan hanya melihat sebagai angka, tetapi seberapa besar daya beli masyarakat dapat dijaga. Setiap kebijakan tentunya dengan tidak mengabaikan setiap perkembangan yang terjadi secara global. Selama Indonesia bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik, maka jangan terlalu khawatir bahwa ekonomi nasional akan terdampak parah,” pungkasnya.
Dalam kegiatan Workshop yang di gelar di Surabaya tersebut, Herman juga menyampaikan sejumlah tips agar tabungan nasabah aman di bank dan terhindar dari aksi penipuan.
Banyaknya masyarakat yang menjadi korban penipuan mendorong LPS semakin giat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Menggandeng rekan-rekan media LPS mensosialisasikan tugas dan fungsi LPS serta kiat-kiat agar nasabah perbankan terhindar dari aksi penipuan bermodus social engineering.
Herman meminta masyarakat menjaga kerahasiaan data pribadi termasuk data akun perbankan. Jangan pernah membagikan PIN, nomor kartu debit, kartu ATM dan kartu kredit.
LPS mengimbau masyarakat jangan mudah percaya dan tergiur dengan telepon atau sms yang menawarkan hadiah. Modus social engineering juga seringkali mengatasnamakan pihak bank dengan berpura-pura menawarkan produk perbankan atau mengatakan ada masalah dengan akun korban sehingga perlu informasi pribadi korban untuk memulihkan akun tersebut.
Perlu diketahui bahwa petugas bank tidak akan sampai meminta PIN, nomor kartu debit dan kartu kredit untuk penyelesaian masalah. Waspada juga dengan tidak memberitahukan siapapun kode OTP yang diterima melalui SMS karena itu bisa menjadi pintu masuk pelaku memanipulasi data pribadi korban.
Pelaku akan membuat korbannya panik atau sangat senang saat dijanjikan hadiah tertentu, saat itulah korban menjadi tidak berpikir logis dan memberikan informasi pribadi yang memberikan peluang bagi pelaku menguras saldo rekening nasabah.
“Bagi kita sebagai nasabah yang patut kita waspadai adalah adanya pihak yang tidak bertanggung jawab dengan modus social engineering. Pertahanan kita dari modus ini beberapa tipsnya ialah, siapapun yang meminta PIN kita apapun itu alasannya jangan pernah diberikan, jika kita memiliki kartu debit atau kartu kredit itu jangan pernah dikasih tiga nomor di belakangnya, yaitu CVV atau Card Verification Value,” ujar Herman.
Masyarakat juga perlu mengetahui nomor-nomor telepon resmi milik bank agar terhindar dari modus penipuan. Jika terjadi masalah dengan akun perbankan, nasabah disarankan langsung datang ke kantor cabang terdekat atau menghubungi Call Center resmi bank tersebut.
“Intinya bank itu tidak akan menutup akun kita tanpa persetujuan kita. Atau bisa juga kita menelepon call center bank yang resmi. Nasabah jangan percaya begitu saja jika ada yang menghubungi lewat telepon atau platform komunikasi lainnya. Selain dari sisi nasabah, tentu saja bank juga terus didorong oleh regulator untuk terus memperkuat sistem IT nya secara berkala dengan memperkuat sistem cyber securitynya,” tambahnya.