BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berkomitmen untuk terus memperkuat sistem teknologi informasi serta ketahanan sibernya, dalam rangka menghadapi dinamika dan tantangan digital yang semakin kompleks. Langkah strategis ini menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat, khususnya para nasabah perbankan.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menekankan bahwa ancaman siber tidak bisa lagi dianggap sekadar masalah teknis, melainkan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari manajemen risiko strategis yang harus dikelola secara serius dan berkelanjutan.
“Keamanan siber kini menjadi bagian dari strategi jangka panjang LPS. Kami tidak hanya meningkatkan kapasitas internal, tapi juga membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan sistem kami siap menghadapi berbagai bentuk serangan digital,” ujar Purbaya dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (4/7).
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia menghadapi gelombang serangan siber yang semakin canggih, yang menganggu banyak sektor. Bagi sektor keuangan, gangguan semacam itu bukan hanya berisiko menghambat operasional layanan, tetapi juga dapat memicu krisis kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan.
Purbaya menegaskan bahwa menjaga kepercayaan publik adalah prioritas utama LPS. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran internal tentang pentingnya perlindungan data dan sistem informasi menjadi fokus utama lembaga.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat merasa tenang menyimpan dananya di bank. Keamanan sistem adalah bentuk nyata komitmen kami dalam menjaga dana masyarakat tetap aman,” tegasnya.
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas penjaminan simpanan dan resolusi bank bermasalah, LPS memainkan peran penting dalam menjaga fondasi kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. Oleh karena itu, program modernisasi infrastruktur digital dan penguatan ketahanan siber tidak bisa ditunda.
Tidak hanya itu, LPS juga aktif membangun sinergi lintas sektor, termasuk dengan otoritas keuangan dan lembaga terkait lainnya. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat sistem pengawasan, meningkatkan respons terhadap insiden siber, serta mendorong standar keamanan yang lebih tinggi di sektor keuangan nasional.