BeritaPerbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa menyambut baik catatan pertumbuhan angka kredit yang terus mengalami tren kenaikan sejak Juni 2021.
Pada September 2021 LPS mencatat angka penyaluran kredit tumbuh 2,21%. Hal tersebut didorong oleh intermediasi perbankan yang terus menunjukan tren positif selama empat bulan terakhir ini.
Pertumbuhan kredit terjadi baik dari sisi kredit konsumsi, modal kerja dan investasi. Meskipun masih satu digit namun Purbaya optimis pertumbuhan kredit akan terus mengalami kenaikan bahkan pertumbuhannya bisa lebih cepat seiring dengan pemulihan ekonomi yang mulai terlihat hasilnya.
“Mungkin masih di kisaran angka tunggal, tapi ini adalah masa awal dari pemulihan yang semakin pasti. Saya yakin, ke depan pertumbuhan kredit akan semakin cepat lagi,” ujar Purbaya saat webinar Economic Outlook 2022, Senin (22/11).
Pencapaian ini tidak lepas dari aktifitas ekonomi yang mulai berangsur membaik seiring tren penurunan kasus covid-19 di tanah air. Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat mulai dilonggarkan, kegiatan usaha, UMKM dan pariwisata mulai beroperasi kembali, turut mendorong naiknya jumlah konsumsi.
Penyaluran kredit diperlukan bagi UMKM sektor prioritas untuk kembali membuka usaha mereka setelah beberapa waktu lalu sempat terdampak kebijakan penanggulangan pandemi covid-19, salah satunya pemberlakuan PPKM di sejumlah wilayah.
Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengamati ekonomi nasional mulai menunjukan tanda-tanda pemulihan dengan menggeliatnya aktifitas ekonomi yang didorong oleh kepercayaan diri deposan yang mulai berani membelanjakan uang simpanan mereka.
Kebijakan fiskal pemerintah bersama OJK, Bank Indonesia dan LPS yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mendorong perbaikan likuiditas perbankan nasional terutama pada kuartal II 2020.
“Perkembangan positif dari pemulihan ekonomi tentu tidak terlepas dari adanya sinergi dan koordinasi kebijakan yang baik antara pemerintah bersama Kementerian Keuangan, BI, OJK, dan LPS yang tergabung di dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK),” ucap Purbaya.
Salah satu paket kebijakan yang dikeluarkan KSSK yaitu kebijakan LPS menurunkan suku bunga penjaminan untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit lebih banyak kepada UMKM terutama sektor prioritas sehingga akan mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional sesuai arahan Presiden Jokowi.
Presiden menargetkan pada tahun 2022 perekonomian nasional mulai membaik. LPS bersama KSSK terus bersinergi mengamati pergerakan ekonomi nasional dan global untuk menentukan arah kebijakan sesuai dengan dinamika pergerakan ekonomi dan keuangan.
Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (24/11) Presiden Jokowi menyampaikan secara langsung apresiasi atas sinergi dan kerjasama antara Kementerian Keuangan, BI, OJK dan LPS dalam mengawal pemulihan ekonomi nasional.
“Kita patut berterima kasih. Jajaran BI, jajaran pemerintah utamanya di Kemenkeu dengan OJK, LPS, komunikasinya sangat baik, sangat baik, bisa saling mengisi. Ada masalah kecil saja langsung ketemu,” ungkap Presiden.
Presiden menyoroti pertumbuhan ekonomi berada di level 7,07% pada kuartal kedua dan 3,51% pada kuartal ketiga tahun 2021. Meskipun sempat mengalami penuruan akibat PPKM, namun aktifitas ekonomi kekinian mulai membaik.
Jokowi juga mengapresiasi pencapaian indeks keyakinan konsumen yang sudah kembali ke posisi normal sebelum pandemi. Hal ini akan mendorong konsumsi lebih tinggi sehingga jumlah transaksi ekonomi terus bertumbuh.
Produksi PMI manufaktur mengalami kenaikan dari 51% pada tahun 2020 dan kini 57,2%. Itu artinya jumlah permintaan meningkat dan pabrik juga mulai kembali berpoduksi.
Penerimaan pajak, bea dan cukai serta pendapatan negara bukan pajak tumbuh 18,2% year on year (yoy). Bahkan pertumbuhan PNBP sudah melampaui 100%.
Pemerintah termasuk LPS optimis tren pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut tahun 2022 mendatang. Meski demikian Purbaya tetap mengimbau semua pihak dalam mode waspada, jangan lengah karena faktor ketidakpastiaan pergerakan ekonomi global bisa mempengaruhi situasi perekonomian nasional.