Berita Perbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi perekonomian Indonesia pada tahun 2024 mampu tumbuh mencapai 5,3 persen. Proyeksi ini sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
“Kami proyeksi ekonomi tahun depan akan sama dengan (target) APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 5,3 persen masih mungkin. Tapi rangenya antara 5 sampai 5,3 persen,” ujar Direktur Grup Riset LPS Herman Saherudin.
Meski demikian, LPS tak menampik jika ada potensi dinamika pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif sepanjang tahun 2024. LPS memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di kisaran 5 persen hingga 5,3 persen. Hal ini turut mempertimbangkan dampak ketidakpastian global yang saat masih menjadi tantangan besar.
Herman menyampaikan bahwa di awal tahun 2023, ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5 persen pada kuartal pertama, yang kemudian meningkat menjadi 5,2 persen pada kuartal kedua. Namun, saat ini, terjadi sedikit perlambatan dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,9 persen pada kuartal ketiga 2023.
Herman berpendapat tahun 2024 sebagai tahun politik akan memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terlebih ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terkahir ini menunjukkan stabilitas yang lebih baik dibandingkan negara-negara maju di Eropa dan Amerika.
Di sisi lain, Herman mengungkapkan ada potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2024, bahkan bisa mencapai angka di bawah 5 persen. Hal ini dapat dipicu oleh ketidakpastian dalam perekonomian global yang belum mereda. Terlebih proyeksi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang diprediksi akan berlangsung dalam jangka waktu yang lebih panjang, serta penguatan nilai tukar dolar AS yang masih terjadi belakangan ini.
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tetap bertahan pada tingkat 5 persen hingga tahun 2024. Tingkat pertumbuhan ini berpotensi melampaui pertumbuhan ekonomi China, yang diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 4,2 persen pada tahun 2024. Data kuartal III-2023 mencatat pertumbuhan China sebesar 4,9 persen.
Berdasarkan Regional Economic Outlook Asia dan Pasifik edisi Oktober 2023, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap stabil di level 5 persen, sesuai dengan perkiraan sebelumnya pada edisi Mei 2023. Sementara itu, untuk tahun 2024, terjadi penurunan dari 5,1 persen menjadi 5 persen, dan tidak ada perubahan pada proyeksi untuk tahun 2025.
“Jadi sekali lagi, Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat, salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis di ASEAN dan Asia,” kata Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, Krishna Srinivasan.
Krishna menjelaskan bahwa proyeksi tersebut berdasarkan kestabilan ekonomi Indonesia, yang berhasil dipertahankan di tengah perlambatan ekonomi global dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan ini didukung oleh penerapan kebijakan ekonomi makro yang sangat berhati-hati atau prudent.
Krishna menyebutkan salah satu pencapaian Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi makro adalah tingkat inflasi Indonesia yang tetap terkendali. Padahal beberapa negara maju menghadapi kesulitan untuk meredam laju inflasi. Indonesia berhasil menjaga inflasi berada dalam kisaran target yang ditetapkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia, yaitu di level 2-4 persen.
“Inflasi telah terkendali dengan kebijakan bank sentral menaikkan suku bunga. Kebijakan fiskal juga sangat terkendali dan sangat hati-hati. Jadi, kebijakan-kebijakan makroekonomi semuanya yang saya sebut, baik,” ujarnya.