BeritaPerbankan – Kondisi perekonomian nasional masih sangat kuat (resilience) di tengah gejolak ketidakpastian global. Hal itu disampaikan oleh Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Didik Madiyono.
Didik mengungkapkan resiliensi ekonomi domestik didukung oleh pertumbuhan konsumsi domestik dan investasi yang relatif besar menjelang akhir tahun 2022.
Soliditas ekonomi domestik mampu meredam guncangan ekonomi di tingkat global terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pencapaian tersebut dapat menjadi modal besar bagi Indonesia menghadapi tantangan ekonomi di tahun 2023.
Selain itu Didik mengatakan fundamental ekonomi kita kuat turut didukung oleh kondisi industri perbankan nasional dalam kondisi stabil dengan permodalan yang kuat, likuiditas yang longgar dan tingkat profitabilitas yang cukup baik.
“Ekonomi nasional memiliki fundamental yang kuat karena didominasi oleh dorongan konsumsi domestik. Selain itu, industri perbankan juga berada dalam kondisi yang stabil dengan tingkat permodalan yang kuat, tingkat likuiditas yang ample, dan pertumbuhan profitabilitas yang memadai,” ujarnya di Seminar The 6th Indonesia Risk Management Outlook 2023, di Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Didik menjelaskan di tengah kondisi ketidakpastian global akibat gejolak perekonomian global yang masih terjadi, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif. Data terbaru menunjukan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 tumbuh sebesar 5,72 persen dari kuartal II 2022 5,4 persen.
Dari sisi permodalan perbankan pada September 2022 berada di level 25,12 persen. Kinerja fungsi intermediasi perbankan juga terpantau naik. Penyaluran kredit pada September 2022 tercatat 11,00 persen secara tahunan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 6,77 persen yoy.
“Hal ini mengindikasikan bahwa intermediasi perbankan terus mengalami peningkatan dengan risiko kredit yang terkendali. Likuiditas perbankan masih sangat memadai untuk mendorong pertumbuhan kredit ke depan dengan indikasi Alat Likuid/Non-Core Deposit /AL/NCD yang sebesar 121,61% atau dua kali lebih tinggi dari threshold yang sebesar 50%,” jelas Didik.
Melihat indikator-indikator ekonomi tersebut, LPS optimis perekonomian Indonesia masih akan melanjutkan tren pertumbuhan pada tahun 2023. Meskipun sejumlah negara berpotensi mengalami resesi di tahun depan, namun LPS memprediksi Indonesia tidak akan jatuh ke jurang resesi.
Hal itu sejalan dengan Prediksi Asian Development Bank (ADB) yang memproyeksikan Indonesia sebagai salah satu negara yang tidak akan mengalami resesi di tahun 2023.
ADB memperkirakan perekonomian Indonesia masih akan tumbuh setidaknya 5 persen. Bahkan lebih tinggi dari proyeksi ADB terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN yaitu 4,9 persen.