BeritaPerbankan – Berdasarkan Riyadh Summit 2020, Indonesia akan memegang Presidensi G20 atau tuan rumah penyelenggaraan pertemuan G20 pada tahun 2022 mendatang.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyambut baik dan mendukung terpilihnya Presidensi G20 Indonesia. LPS dalam unggahan di instagram resminya menyatakan siap mendukung G20 dengan meningkatkan kesadaran di kancah internasional atas peran fungsi penjaminan simpanan dan resolusi bank dalam pemulihan ekonomi.
LPS menilai Presidensi Indonesia pada pelaksanaan G20 menjadi momentum kolaborasi untuk pulih bersama di tengah badai pandemi yang menerjang selama dua tahun ini.
Pertemuan G20 diharapkan dapat memberikan semangat baru untuk bangkit dari berbagai krisis dan tantangan yang tengah dihadapi dunia mulai dari pandemi covid-19, perubahan iklim dan upaya pemulihan ekonomi paska pandemi.
LPS juga membagikan informasi singkat tentang strategi prioritas dan manfaat pelaksanaan pertemuan G20 bagi Indonesia.
Lima Strategi Prioritas :
- Membangun Ekonomi Dunia yang Stabil dan Tangguh
- Meningkatkan Produktifitas
- Memperkuat Kepemimpinan Kolektif Global
- Menciptakan Lingkungan Kondusif Bagi Kemitraan Antar-pemangku Kepentingan
- Mendorong Pertumbuhan yang Inklusif dan Berkelanjutan
Manfaat Bagi Indonesia
- Membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
- Pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
- Memberikan dampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
- Kesempatan untuk menunjukan kepemimpinan Indonesia di kancah Internasional.
- Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia.
- Sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia.
Apa Itu G20?
Group of twenty atau G20 adalah forum kerjasama ekonomi internasional yang beranggotakan 19 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan 1 lembaga Uni Eropa.
Forum internasional yang dibentuk pada tahun 1999 merepresentasikan 85 persen perekonomian dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.
G20 pertama kali menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada tahun 2008 yang dihadiri oleh masing-masing Kepala Negara dan Pemerintahan.
Setelah itu KTT G20 rutin digelar setiap tahunnya dengan presidensi secara bergiliran antara negara anggota G20. Indonesia sendiri bergabung dengan G20 sejak pertama kali forum ekonomi internasional itu terbentuk.
Saat itu Indonesia tengah berupaya memulihkan ekonomi akibat krisis pada tahun 1997-1998. Indonesia dianggap sebagai negara dengan potensi ekonomi sangat besar di kawasan Asia (emerging economy).
Melansir dari situs resmi Bank Indonesia, anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Sebelum KTT G20 dihadiri Kepala Ngara dan Pemerintahan anggota G20, awalnya pertemuan hanya dilakukan oleh Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan negara anggota G20.
Adapun tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Sementara itu dalam situasi pandemi G20 berinisiatif dalam penanganan pandemi.
G20 mengeluarkan kebijakan penangguhan pembayaran utang luar negeri bagi negara berpenghasilan rendah. G20 juga menggelontrokan dana penanganan pandemi sebesar lebih dari 5 triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan/penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-obatan.