BeritaPerbankan – Berdasarkan laporan distribusi simpanan bank umum yang dirilis oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode Oktober 2024 tercatat jumlah total simpanan masyarakat Indonesia di perbankan mencapai Rp 8.460 triliun, dengan pertumbuhan melambat menjadi 6 persen secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan 6,7 persen (yoy). Dana pihak ketiga (DPK) ini mencakup giro, tabungan, serta deposito berjangka, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
Dilansir dari data dari Bank Indonesia (BI) pada Minggu (24/11), total giro masyarakat di bank mencapai Rp 2.530,4 triliun per Oktober 2024, dengan pertumbuhan melambat menjadi 5,5 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan dengan pertumbuhan 8,0 persen (yoy) pada September 2024.
Sementara itu, total tabungan masyarakat di bank mencapai Rp 2.793,7 triliun per Oktober 2024, tumbuh 7,4 persen (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan 7,2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Untuk simpanan berjangka, totalnya mencapai Rp 3.136,5 triliun per Oktober 2024, dengan pertumbuhan melambat menjadi 5,1 persen (yoy), dari 5,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan jenis mata uang, total dana pihak ketiga (DPK) di bank dalam bentuk rupiah mencapai Rp 7.182 triliun, sementara dalam valuta asing (valas) tercatat sebesar Rp 1.278 triliun. Total simpanan dalam rupiah pada Oktober 2024 mengalami kenaikan dibandingkan dengan September 2024 yang tercatat sebesar Rp 7.154 triliun. Di sisi lain, total simpanan dalam valas justru mengalami penurunan pada Oktober 2024, sedikit lebih rendah dari September 2024 yang mencapai Rp 1.279 triliun.
Pada bulan Oktober 2024, total nominal simpanan di bank umum mencapai Rp793 triliun, mencatatkan pertumbuhan 0,3% secara bulanan (MoM). Berdasarkan jenis simpanan, Deposito menjadi yang terbesar dengan mencakup 36,6% dari total simpanan, mengungguli jenis simpanan lainnya. Bahkan, Deposito juga mencatatkan kenaikan pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan 1% MoM.
Namun, di sisi lain, simpanan Sertifikat Deposito mengalami penurunan pertumbuhan yang paling signifikan, mencapai 65,7% MoM, menandakan perubahan dinamika di antara para nasabah terkait preferensi jenis simpanan mereka.
Laporan juga mengungkap bahwa berdasarkan tiering simpanan, nominal terbesar terkonsentrasi pada simpanan dengan nilai lebih dari Rp5 miliar, yang mencakup 53,5% dari total simpanan. Menariknya, pertumbuhan tertinggi justru terjadi pada tiering simpanan antara Rp2 miliar hingga Rp5 miliar, yang naik sebesar 0,8% MoM.
Jika dilihat berdasarkan jenis nasabah, DPK terbesar berasal dari sektor korporasi dengan total mencapai Rp 3.897,1 triliun per Oktober 2024. Namun, pertumbuhannya mengalami perlambatan, hanya tumbuh 12,8 persen (yoy), dibandingkan dengan 13,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Sedangkan untuk nasabah individu, jumlah DPK tercatat sebesar Rp 4.082,4 triliun, dengan pertumbuhan yang juga melambat menjadi 0,5 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 0,6 persen (yoy).
Sementara itu, dari segi jumlah rekening, laporan menunjukkan bahwa total rekening simpanan di bank umum pada bulan Oktober 2024 mencapai 600,3 juta rekening, dengan peningkatan sebesar 1,2% MoM. Mayoritas rekening tersebut merupakan Tabungan, yang mencakup 98,1% dari total rekening.
Pertumbuhan jumlah rekening tertinggi tercatat pada simpanan jenis Deposit On Call, yang meningkat hingga 7,9% MoM. Di sisi lain, Sertifikat Deposito kembali menunjukkan tren penurunan dengan jumlah rekening turun 12,9% MoM. Berdasarkan tiering, rekening dengan nominal kurang dari Rp100 juta mendominasi, mencapai 98,8% dari total rekening, dengan pertumbuhan sebesar 1,2% MoM.
Dalam hal penjaminan, LPS mencatat bahwa sebanyak 599,9 juta rekening, atau 99,9% dari total rekening, dijamin penuh oleh LPS. Hanya 365,9 ribu rekening, atau 0,1% dari total rekening, yang dijamin sebagian hingga batas Rp2 miliar per nasabah. Dengan penjaminan ini, LPS terus memperkuat kepercayaan nasabah terhadap industri perbankan, memberikan kepastian perlindungan bagi mayoritas rekening di Indonesia.