Berita Perbankan – Data terbaru simpanan nasabah di bank umum yang dirilis oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk periode observasi September 2023 menunjukkan adanya kenaikan total nominal simpanan nasabah di bank umum sebanyak 0,93 persen secara bulanan (month to month /MoM) menjadi Rp 8.203 triliun.
Berdasarkan tiering simpanan, simpanan nasabah tajir di atas Rp 5 miliar tercatat masih mendominasi sebanyak 52,8 persen dari total simpanan di bank umum yang setara dengan Rp 4.331 triliun. Tiering simpanan terbesar ini mengalami pertumbuhan secara bulanan sebesar 2,0 persen MoM, sedangkan secara tahunan terlihat kenaikan sebesar 7,8 persen YoY.
Simpanan nasabah kaya lainnya yaitu tiering simpanan Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar juga terpantau mengalami pertumbuhan sebesar 7,5 persen YoY dan tiering simpanan Rp 200 juta hingga Rp 500 juta tumbuh sebesar 6,1 persen YoY. Sementara itu penurunan pertumbuhan jumlah simpanan terjadi pada tiering simpanan Rp 500 juta yang terkoreksi sebesar 0,8 persen MoM.
Sementara itu, jika melihat statistik rekening simpanan pada bank umum untuk bulan September 2023, dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah rekening terbesar terjadi pada tiering di atas Rp 5 miliar, dengan pertumbuhan sekitar 0,8 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Total jumlah rekening simpanan nasabah tiering simpanan di atas p 5 miliar mencapai 535,12 juta rekening. Sebaliknya, ada penurunan jumlah rekening pada tiering antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar sekitar 0,8 persen MoM.
Ekonom Bhima Yudhistira, yang juga menjabat sebagai Direktur Celios mengatakan faktor utama yang mendorong peningkatan simpanan nasabah yang memiliki dana di atas Rp 5 miliar adalah adanya kecenderungan di kalangan masyarakat kelas menengah atas untuk mengurangi pengeluaran mereka. Dengan kata lain, jika indeks keyakinan konsumen mengalami sedikit penurunan, hal ini menjadi sinyal bahwa sebagian orang lebih memilih untuk menyimpan uang daripada menghabiskannya.
Selain itu, beberapa faktor seperti tekanan terhadap kurs rupiah, perubahan suku bunga, dan proyeksi inflasi juga menjadi alasan mengapa nasabah kaya cenderung berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka. Beberapa di antara mereka mungkin juga menahan diri untuk berbelanja, menunggu hingga pemilu selesai sebelum melanjutkan pengeluaran mereka.
“Trennya masih akan gemuk untuk simpanan perbankan, tapi perlu diwaspadai sisi penyaluran kreditnya melandai. Artinya bank harus keluarkan biaya bunga yang lebih besar,” kata Bhima.
Bhima menambahkan bahwa bank perlu mengupayakan komunikasi yang lebih efektif kepada nasabah dengan untuk menggeser dana simpanan nasabah ke dalam produk investasi, asuransi, atau produk lainnya. Menurutnya semakin banyak variasi produk yang ditawarkan kepada nasabah tajir, yang didukung oleh berbagai penawaran promosi, akan mendorong perpindahan dana simpanan mereka ke dalam sumber pendapatan berbasis biaya (fee based income) yang menguntungkan bagi perbankan.