BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat adanya kenaikan simpanan nasabah di atas Rp5 miliar sebanyak 10,6% secara tahunan (YoY) pada April 2024. Total nilai simpanan nasabah kaya ini mencapai Rp4.691 triliun. Angka ini naik dibandingkan bulan Maret yang mencatat pertumbuhan 9,1%, dengan total nilai simpanan Rp4.672 triliun.
Tren pertumbuhan simpanan tier tertinggi ini tidak lepas dari strategi yang dilakukan sejumlah bank untuk menggaet semakin banyak nasabah tajir. Berdasarkan data LPS, jumlah distribusi rekening simpanan nasabah kaya juga terpantau tumbuh 8,3% YoY dengan jumlah 139.695 rekening per April 2024. Jika dibandingkan dengan kelompok simpanan lainnya, simpanan nasabah di atas Rp 5 miliar merupakan yang paling tinggi pertumbuhannya.
Strategi Perbankan Menjaring Nasabah Kaya
Untuk memperluas segmen nasabah kaya, PT Bank HSBC Indonesia berkolaborasi dengan Plaza Indonesia. Direktur Wealth and Personal Banking HSBC Indonesia, Lanny Hendra, mengatakan HSBC memberikan layanan dan keuntungan istimewa bagi nasabah affluent melalui tiga pilar: pengelolaan kekayaan, konektivitas internasional, dan gaya hidup.
“Dengan strategi ini, perusahaan membidik pertumbuhan bisnis dari bisnis wealth management dapat tumbuh double digit pada tahun ini,” jelas Lanny.
Lanny menambahkan, kerjasama dengan Plaza Indonesia mempermudah HSBC menargetkan segmen affluent dan premium lewat pusat perbelanjaan, menyesuaikan dengan gaya hidup kelas affluent generasi kedua yang semakin berkembang.
Selanjutnya, PT Bank Mega Syariah juga punya strategi tersendiri dalam menjaring nasabah kaya, dengan merelokasi kantor Cabang Pembantu (KCP). Direktur Bisnis Bank Mega Syariah, Rasmoro Pramono Aji, menyatakan bahwa relokasi kantor cabang bertujuan mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah kelas menengah atas.
“Diharapkan kehadiran KCP Kelapa Gading sebagai salah satu cabang priority banking dapat meningkatkan pertumbuhan volume Dana Pihak Ketiga (DPK) dari sisi ritel,” katanya.
Rasmoro mengatakan bahwa KCP Kelapa Gading dilengkapi dengan fasilitas premium seperti lounge khusus, safe deposit box, dan layanan eksklusif lainnya untuk menarik nasabah prioritas.
Per Mei 2024, total pengelolaan DPK Bank Mega Syariah tumbuh 6,67% menjadi lebih dari Rp 10 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2023. Pada periode yang sama, total CASA (Current Account Savings Account) meningkat 3,60% menjadi lebih dari Rp 2,9 triliun. Porsi CASA terhadap DPK di Mei 2024 tercatat 28,90%, lebih baik dari Mei 2023 yang berada di posisi 27,11%.
Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb), Yuddy Renaldi, mengungkapkan bahwa tabungan dari nasabah tier-1 yang dikelola melalui layanan prioritas tumbuh sekitar 10% YoY sampai Mei 2024. Dana individu secara umum di tabungan tumbuh 27,9% YoY. Total DPK per Mei 2024 di bank bjb juga tumbuh 15,5% YoY, dengan dana ritel yang pada umumnya menggunakan produk tabungan dengan pertumbuhan 27,9%.
“Segmen ini kami lihat memiliki prospek yang baik untuk terus bertumbuh sejalan dengan strategi kami dalam terus memberikan layanan terbaik untuk peningkatan dana murah,” ujarnya.
Wakil Direktur Utama KB Bank, Robby Mondong, menyatakan bahwa nilai aset yang dikelola dari portfolio produk-produk wealth management KB Bank baru sekitar 8% dari total AUM (Asset Under Management) nasabah prioritas, menunjukkan ruang pertumbuhan yang masih luas.
“Potensi pertumbuhan ini menjadikan bisnis ini menarik, dimana mendorong kami untuk dapat terus memahami kebutuhan dan dapat bertumbuh bersama nasabah-nasabah KB Bank,” katanya.
Robby mengatakan, kontribusi dari segmen wealth management terhadap pendapatan bank non-bunga KB Bank kurang dari 1%. Nasabah prioritas KB Bank menyumbang sekitar Rp 8,5 triliun dari total DPK KB Bank. AUM dari 3.000 lebih nasabah prioritas mencapai Rp 9,2 triliun, meningkat Rp 72 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
KB Bank menargetkan pertumbuhan sebesar 40% untuk jumlah nasabah prioritas pada akhir tahun 2024, mencapai 4.500 nasabah dengan jumlah AUM sebesar Rp 11,7 triliun.
Langkah-langkah inovatif yang dilakukan bank seperti kolaborasi strategis, peningkatan fasilitas layanan, dan penawaran produk investasi berbasis fee menjadi kunci dalam menarik dan mempertahankan nasabah kaya. Ke depannya, dengan potensi ruang pertumbuhan yang masih besar, sektor ini diproyeksikan terus memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas dan pertumbuhan perbankan nasional.