BeritaPerbankan – Perekonomian tanah air pada tahun 2022 diprediksi akan terus bertumbuh di tengah situasi penuh tantangan dan tekanan. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa beberapa waktu yang lalu.
Purbaya optimis dengan sinergi kebijakan moneter dan fiskal, Indonesia dapat melanjutkan tren pertumbuhan ekonomi dan mampu keluar dari tekanan global. Beberapa situasi global yang berpotensi mempengaruhi perekonomian domestik diantaranya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, kebijakan tapering off Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir.
“Kami yakin selama kita masih tetap menjalankan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dengan baik, artinya kebijakan moneter yang mendukung ekonomi dan kebijakan fiskal yang juga mendukung ekonomi, perekonomian kita masih akan tumbuh dengan baik,” ujarnya.
LPS memprediksi perekonomian Indonesia dapat tumbuh mencapai 4,8-5,5 persen (yoy) atau jika kondisi global menciptakan ketidakpastian, pertumbuhan ekonomi berada di level 5,1 persen.
Pertumbuhan ekonomi melanjutkan tren positif ditunjang dari sisi moneter dengan jumlah uang di sistem berada di atas 20 persen pertumbuhannya.
Purbaya menambahkan total simpanan bank umum tercatat mengalami tren pertumbuhan per Januari 2022 naik Rp 800,4 triliun atau 12,06 persen (yoy) dari Rp 7.439 triliun.
Sejumlah tiering simpanan juga terjadi kenaikan diantaranya simpanan di atas Rp 2 miliar naik 17,82 persen menjadi Rp 669,9 triliun, sementara itu kelompok simpanan di bawah Rp 2 miliar naik Rp 130,5 triliun atau tumbuh 4,53 persen.
Jumlah rekening nasabah tajir di atas Rp 2 miliar terpantau tumbuh sebanyak 19 ribu rekening atau naik 6,38 persen (yoy). Sedangkan jumlah rekening nasabah di bawah Rp 2 miliar naik 26 persen (yoy) sebesar 91,73 juta rekening per Januari 2022.
Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan perbankan, LPS telah memangkas tingkat bunga penjaminan (TBP) sepanjang tahun 2020 hingga 2021 sebanyak 275 basis poin untuk TBP simpanan rupiah dan 150 basis poin untuk simpanan valuta asing.
Meskipun kondisi perekonomian nasional mulai membaik pada tahun 2022, LPS tetap mempertahankan TBP di level terendah untuk menstimulasi perbankan menyalurkan kredit usaha karena kondisi likuiditas perbankan yang cukup longgar.
LPS menetapkan TBP untuk periode 29 Januari 2022 hingga 27 Mei 2022 sebesar 3,50 persen untuk simpanan rupiah di bank umum, 0,25 persen simpanan dalam valuta asing di bank umum dan 6,00 untuk simpanan di BPR/BPRS.
Penyesuaian kebijakan TBP akan mempertimbangkan perkembangan suku bunga simpanan bank, dinamika proses pemulihan ekonomi dan kondisi sistem keuangan nasional maupun global. LPS akan mengevaluasi secara berkala besaran TBP yang akan diumumkan di situs resmi lps.go.id dan akun resmi media sosial LPS.