BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi kenaikan suku bunga simpanan di perbankan secara bertahap sebagai konsekuensi dari kenaikan inflasi. Meski begitu LPS meyakini kenaikan suku bunga simpanan bank tidak akan terlalu agresif.
Sejumlah faktor pendukung mampu menekan pergerakan agresif kenaikan suku bunga bank. Pada bulan lalu suku bunga masih menunjukan tren penurunan meskipun cenderung melambat.
LPS mencatat likuiditas perbankan masih relatif longgar untuk mencegah kenaikan suku bunga perbankan yang agresif. Pertumbuhan kredit juga diproyeksikan masih akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat dan kinerja sektoral yang semakin membaik.
Meski demikian perbankan akan lebih selektif dalam menyalurkan kredit dengan mempertimbangkan kondisi portofolio dan prospek sektoral debitur.
“Suku bunga simpanan diperkirakan akan mulai meningkat secara bertahap, dipengaruhi peningkatan ekspektasi inflasi dan dampak dari perubahan strategi pengelolaan likuiditas bank mengantisipasi kenaikan kredit dan perubahan giro wajib minimum (GWM) yang ditempuh bank sentral,” kata LPS dalam risetnya dikutip Senin (29/8).
Dampak kenaikan suku bunga justru lebih terlihat pada simpanan dalam mata uang asing atau valas, yang dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga di luar negeri.
Suku bunga simpanan dalam valuta asing di seluruh bank di Indonesia mengalami kenaikan. Suku bunga maksimum naik sembilan bps ke level 0,73 persen. Suku bunga minimum naik lima bps ke level 0,44 persen dan rata-rata kenaikan suku bunga valas naik delapan bps ke level 0,59 persen.
Sementara itu pergerakan suku bunga simpanan rupiah relatif stabil bahkan masih dalam tren penurunan dan semakin melambat pada bulan Juli 2022.
Rata-rata tingkat suku bunga simpanan rupiah di seluruh bank LPS mengalami penurunan satu bps ke level 3,08 persen. Suku bunga maksimum turun sebanyak tiga bps ke level 3,63 persen dan suku bunga minimum naik satu bps ke level 2,54 persen.
Sejumlah bank sentral dunia yang mulai menaikan suku bunga acuan diantaranya Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang mengerek suku bunga hingga 225 bps. Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Sentral Inggris (BOE) dan Bank Sentral Kanada (BOC) sejak bulan lalu sudah menaikan suku bunga acuan untuk menekan dampak laju inflasi yang terus meningkat.
Melihat kondisi global dan domestik tersebut, LPS memperkirakan penyesuaian bunga masih akan terus berlanjut dengan mempertimbangkan spread antara biata bunga simpanan dan kredit untuk menjaga margin pendapatan bunga bersih (net interest margin).