BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai sulit bagi Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di level 5 persen atau lebih apabila hanya mengandalkan pembiayaan dari sektor perbankan.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan, dan Statistik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Priyanto Budi Nugroho.
Meskipun kondisi keuangan perbankan relatif kuat namun untuk menggerakkan roda perekonomian dengan target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen maka perlu amunisi lebih banyak dan kuat untuk mendorong perekonomian nasional.
Priyanto mengatakan pembiayaan dari pasar modal sangat diperlukan untuk menambah kekuatan dalam menghadapi situasi ekonomi saat ini.
Menurut Priyanto peran investor ritel dan generasi milenial sangat penting untuk meredam tekanan global terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Peran investor ritel maupun milenial akan menjadi penting di saat seperti sekarang ini,” ujar dia dalam diskusi virtual, Rabu (6/7/2022).
LPS menyoroti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukan tren penurunan meskipun masih fluktuatif sehingga membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah menyentuh level Rp 15 ribu per dolar AS.
“Mengingat, kondisi sosial politik di tingkat global hingga kini masih berdampak bersar terhadap laju pertumbuhan ekonomi domestik. Karena itu, peran investor ritel maupun milenial menjadi sangat penting dalam meredam tekanan global tersebut,” tutur dia.
Priyanto menambahkan menurut data yang diperoleh LPS per Mei 2022, secara demografi investor ritel dari kalangan milenial atau berusia di bawah 30 tahun mendominasi sebanyak 60 persen dengan jumlah investasi sebesar Rp 53,77 triliun.
Jika dilihat dari total investasi memang terbilang masih kecil jika dibandingkan dengan investasi dari investor berusia 60 tahun ke atas yang mencapai 27,5 persen atau sebesar Rp 553 triliun.
“Sementara, jumlah investasi yang berasal dari invesotor dengan rentang usia 60 tahun yang mencapai 27,5 persen atau sebesar Rp 553 triliun,” tambah Priyanto.
Meski demikian LPS mengapresiasi tingginya minat kalangan anak muda untuk berinvestasi. Hal itu merupakan modal penting untuk mendukung perekonomian nasional yang diperkuat oleh peran generasi milenial khususnya di sektor pasar modal.
LPS berharap tren positif itu terus ditingkatkan dan dibarengi dengan literasi keuangan yang baik agar generasi muda tidak salah menginvestasikan uang mereka.
Priyanto mengingatkan para investor untuk tetap waspada dan mengenali produk investasi, memahami karakteristik produk dan memilih penyelenggara investasi yang memiliki izin sehingga terhindar dari investasi bodong.