TRENDING
LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan untuk Bank Umum dan BPR Hingga Januari 2025 4 months ago
20 Bank Ditutup OJK Sepanjang 2024, LPS Pastikan Jamin Dana Nasabah 4 months ago
Kapitalisasi Pasar Kripto 2024 Naik Hampir Dua Kali Lipat 4 months ago
Segini Rincian Usulan Biaya Haji (BPIH) Tahun 2025! 4 months ago
Telkomsel Hadirkan Layanan IndiHome SMART Camera untuk Pelanggan IndiHome 4 months ago
berikutnya
sebelum
Search
14/05/2025
  • Home
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Bank
  • Fintech
  • Saham
  • Syariah
  • Teknologi
  • Infographic
  • Video
Menu
  • Home
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Bank
  • Fintech
  • Saham
  • Syariah
  • Teknologi
  • Infographic
  • Video
Search
Close
  • Home
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Bank
  • Fintech
  • Saham
  • Syariah
  • Teknologi
  • Infographic
  • Video
Menu
  • Home
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Bank
  • Fintech
  • Saham
  • Syariah
  • Teknologi
  • Infographic
  • Video
Home Bank

LPS Ungkap Tantangan Penghimpunan DPK Perbankan di Tengah Kenaikan PPN Jadi 12%

oleh Permadi
26/12/2024
in Bank
Reading Time:3 mins read
129 4
0
LPS Ungkap Tantangan Penghimpunan DPK Perbankan di Tengah Kenaikan PPN Jadi 12%
152
SHARE
1.9k
VIEWS
Share on WhatssappShare on Twitter

BeritaPerbankan – Pemerintah resmi menetapkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%, yang mulai berlaku pada Januari 2025 mendatang. Kebijakan ini dinilai akan berimbas pada pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di sektor perbankan yang diharapkan pada tantangan besar. Pertumbuhan DPK juga masih harus menghadapi tekanan persaingan dari instrumen investasi non-bank, seperti Surat Berharga Negara (SBN).

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan bahwa kenaikan PPN ini akan semakin memperlambat laju pertumbuhan DPK perbankan. Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menjelaskan bahwa sebelum adanya kenaikan PPN pun, pertumbuhan DPK sudah mengalami perlambatan.

“Situasi ini akan makin menantang dengan kebijakan PPN 12%. Perlambatan sudah terlihat sebelumnya, dan kondisi ini diprediksi akan semakin memperlambat laju pertumbuhan DPK di masa mendatang,” ujar Purbaya Yudhi.

Pada Oktober 2024, total DPK perbankan tercatat tumbuh 6,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp 8.792,74 triliun. Namun, pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,9% yoy. Purbaya memperkirakan bahwa pada 2025, DPK perbankan akan tumbuh hanya sekitar 6%-7%, bergantung pada kondisi ekonomi.

Selain itu, LPS mengeluarkan hasil riset terbaru terkait Indeks Menabung Konsumen (IMK) dan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK). Dari survei yang dilakukan terhadap lebih dari 1.700 responden di berbagai wilayah, ditemukan bahwa IMK mencapai angka 77,0 pada November 2024, turun tipis dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan terutama terlihat pada Indeks Waktu Menabung (IWM), yang turun 1,9 poin menjadi 81,5.

Meski begitu, terdapat sedikit peningkatan pada Indeks Intensitas Menabung (IIM) sebesar 0,6 poin menjadi 72,4, mengindikasikan bahwa meski jumlah uang yang ditabung lebih kecil dari yang direncanakan, lebih banyak orang yang tetap rutin menabung.

Lebih lanjut, LPS juga mencatat bahwa porsi simpanan kecil, khususnya di bawah Rp 100 juta, masih mendominasi jumlah rekening tetapi dengan nilai yang relatif kecil terhadap total simpanan. Simpanan di bawah Rp 100 juta hanya berkontribusi Rp 1,07 triliun atau 12,13% dari total simpanan, meskipun jumlah rekening dalam kategori ini mencapai 593,26 juta pada Oktober 2024.

Pertumbuhan DPK dalam dua tahun terakhir cenderung sulit menembus angka double digit. Menurut David Sumual, seorang ekonom dari BCA, salah satu faktor yang memengaruhi perlambatan ini adalah melemahnya harga komoditas.

“Kondisi harga komoditas, khususnya di sektor mineral, cenderung menurun, walau ada beberapa peningkatan di komoditas seperti CPO, coklat, dan kopi. Namun, secara keseluruhan, ini mempengaruhi laju pertumbuhan DPK secara signifikan,” ungkap David.

David juga menyoroti dampak kenaikan PPN menjadi 12% yang bisa semakin membebani pertumbuhan DPK. Ia mengatakan bahwa kenaikan tarif PPN menjadi 12% berpotensi menggerus daya beli masyarakat yang semakin tertekan.

“Kenaikan PPN dari 10% ke 11% sudah memberikan dampak pada ekonomi. Jadi, saat PPN dinaikkan lagi menjadi 12%, kita harus siap menghadapi dampaknya, terutama pada daya beli masyarakat yang akan makin tertekan,” jelasnya.

David menambahkan bahwa instrumen seperti SRBI (Surat Berharga Republik Indonesia) dan belanja pemerintah telah menyerap banyak likuiditas yang seharusnya bisa masuk ke sektor perbankan.

“Hampir Rp 1.000 triliun terserap oleh SRBI, ini jelas berpengaruh terhadap penghimpunan DPK,” katanya.

Bhima Yudhistira, ekonom dari Celios, juga menjelaskan bahwa penurunan pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh masyarakat (disposable income) turut mempengaruhi perlambatan pertumbuhan DPK. Bhima memperkirakan bahwa pada tahun 2025, pertumbuhan DPK akan berada di kisaran 5%-6,5% yoy, dengan persaingan antara pemerintah dan perbankan dalam merebut likuiditas untuk pembiayaan APBN menjadi salah satu faktor penghambat.

“Saat pendapatan yang bisa dibelanjakan berkurang, prioritas masyarakat berubah, yang langsung berdampak pada simpanan di bank. Selain itu, perlambatan harga komoditas juga membuat keuntungan di sektor tersebut menyusut, yang akhirnya berimbas pada simpanan,” jelas Bhima.

Di sisi lain, Presiden Direktur Bank bjb, Yuddy Renaldi, menyatakan bahwa kenaikan PPN menjadi 12% memang menjadi perhatian dalam penghimpunan DPK. Namun, ia menambahkan bahwa bank bjb terus berupaya menarik nasabah dengan profil prioritas serta mencari sumber pendanaan lain seperti penerbitan surat berharga.

“Kami terus memantau perkembangan ini dan berusaha menyeimbangkan pertumbuhan kredit dengan strategi deposito yang lebih tepat untuk menekan biaya dana,” jelas Yuddy.

Presiden Direktur Bank CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyatakan bahwa kenaikan PPN berpotensi meningkatkan biaya yang harus ditanggung masyarakat, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap likuiditas simpanan.

“DPK tahun ini diperkirakan tumbuh sekitar 7%-8%, dan proyeksi serupa diharapkan untuk tahun depan, dengan fokus utama pada CASA operating account, sektor UKM, korporasi, merchant, manajemen kas, serta payroll,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, juga menyatakan kekhawatiran terhadap dampak kenaikan PPN terhadap daya beli masyarakat dan kemungkinan menurunnya pengajuan kredit.

“Dengan kondisi ini, kami menargetkan pertumbuhan DPK pada kisaran 5%-7% di tahun depan,” ungkap Jahja.

Tags: bank bjbBCADPKlembaga penjamin simpananLPSppnPPN 12%
Previous Post

LPS Siapkan Rp160 Miliar untuk Sistem IT BPR, Siap Bersaing dengan Fintech

Next Post

Perkuat Pengawasan Perbankan, LPS dan OJK Tandatangani Juklak Pertukaran Data

Next Post
Perkuat Pengawasan Perbankan, LPS dan OJK Tandatangani Juklak Pertukaran Data

Perkuat Pengawasan Perbankan, LPS dan OJK Tandatangani Juklak Pertukaran Data

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Begini Cara LPS Melindungi Deposito Nasabah Perbankan

Begini Cara LPS Melindungi Deposito Nasabah Perbankan

22/05/2024
Tugas dan Fungsi Badan Supervisi OJK dan LPS

Cara Kerja Program Penjaminan Simpanan LPS, Jaminan Hingga Rp2 Miliar

17/11/2024
LPS Siapkan SDM Terbaik Untuk Menjalankan Program Penjaminan Polis Asuransi

LPS Tempuh Upaya Hukum Terhadap Pihak Penyebab Bank Gagal

20/12/2024
LPS Jamin 99,9% Rekening Simpanan Nasabah Bank Umum Semester I 2024

Apakah Simpanan Anda di Bank Dijamin oleh LPS? Cek Sekarang, Begini Caranya!

11/11/2024
LPS Umumkan Daftar Pemenang Sayembara LPS Call for Research 2024

LPS Umumkan Daftar Pemenang Sayembara LPS Call for Research 2024

17/10/2024
Aset LPS Tumbuh 12,25 Persen, Siap Jamin 534 Juta Rekening Nasabah Perbankan

LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan untuk Bank Umum dan BPR Hingga Januari 2025

31/12/2024
Nasabah Diimbau Penuhi Syarat 3T, Agar Simpanan di Bank Dijamin LPS

20 Bank Ditutup OJK Sepanjang 2024, LPS Pastikan Jamin Dana Nasabah

31/12/2024
Kapitalisasi Pasar Kripto 2024 Naik Hampir Dua Kali Lipat

Kapitalisasi Pasar Kripto 2024 Naik Hampir Dua Kali Lipat

31/12/2024
Segini Rincian Usulan Biaya Haji (BPIH) Tahun 2025!

Segini Rincian Usulan Biaya Haji (BPIH) Tahun 2025!

31/12/2024
Telkomsel Hadirkan Layanan IndiHome SMART Camera untuk Pelanggan IndiHome

Telkomsel Hadirkan Layanan IndiHome SMART Camera untuk Pelanggan IndiHome

31/12/2024

About Us

Privacy Policy

Redaksi

Pedoman Media Siber

© 2021 Beritaperbankan.id All Rights Reserved.

Add BeritaPerbankan.id to your Homescreen!

Add
Tidak Ada
Lihat Semua Hasil
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Homepages
    • Home
    • Home 2
    • Home 3
    • Home 4
    • Home 5

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.