BeritaPerbankan – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) baru saja merilis hasil survei terkait Indeks Menabung Konsumen (IMK) dan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), yang mencerminkan perilaku menabung dan tingkat optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi. Survei Konsumen Perekonomian (SKP) ini melibatkan lebih dari 1.700 responden di berbagai wilayah Indonesia, menggunakan metode stratified random sampling dan wawancara langsung. Hasilnya memberikan pandangan komprehensif mengenai persepsi serta perilaku ekonomi konsumen dari berbagai latar belakang.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menyatakan bahwa survei ini merupakan salah satu upaya untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai kebiasaan menabung dan bagaimana kondisi ekonomi saat ini mempengaruhi perilaku konsumen.
“Dengan survei ini, LPS semakin memperkuat kemampuannya dalam menganalisis dinamika kegiatan menabung dan kondisi ekonomi masyarakat secara nyata,” jelas Purbaya dalam pernyataan resminya pada Jumat (20/12/2024).
Pada November 2024, Indeks Menabung Konsumen (IMK) tercatat di angka 77,0, mengalami sedikit penurunan dari bulan sebelumnya. Salah satu faktor utama yang memengaruhi penurunan ini adalah Indeks Waktu Menabung (IWM), yang turun 1,9 poin ke level 81,5. Meskipun ada penurunan, mayoritas responden masih optimis bahwa periode sekarang hingga tiga bulan ke depan adalah waktu yang tepat untuk menabung. Hal ini menunjukkan bahwa banyak konsumen yang tetap melihat peluang positif dalam menjaga dan meningkatkan tabungan mereka, meskipun tantangan ekonomi masih ada.
Di sisi lain, Indeks Intensitas Menabung (IIM) justru mencatat kenaikan tipis sebesar 0,6 poin, mencapai level 72,4. Kenaikan ini menandakan adanya peningkatan dalam jumlah orang yang secara konsisten menabung, meskipun jumlah uang yang mereka sisihkan mungkin lebih kecil dari yang direncanakan.
“Indeks Menabung Konsumen (IMK) ini penting karena memberikan gambaran tentang ketahanan ekonomi rumah tangga serta prospek simpanan perbankan di masa mendatang,” kata Purbaya, menyoroti pentingnya data ini dalam memahami pola simpanan masyarakat.
Selain data mengenai perilaku menabung, survei ini juga mencakup Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), yang menggambarkan tingkat optimisme atau pesimisme rumah tangga terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ke depan. Menurut Purbaya, mereka yang merasa lebih optimis terhadap stabilitas pekerjaan dan pendapatan cenderung lebih berani meningkatkan konsumsi, khususnya untuk barang-barang tahan lama.
“Optimisme ini membawa dampak positif bagi perekonomian, mengingat konsumsi masyarakat merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional,” tambahnya.
Peningkatan konsumsi ini mencerminkan keyakinan masyarakat terhadap stabilitas ekonomi yang sedang dibangun, meskipun situasi global masih bergejolak. Hal ini juga menunjukkan bahwa banyak konsumen tetap yakin bahwa kondisi ekonomi dalam negeri mampu bertahan dan berkembang, terutama di sektor-sektor yang menopang kebutuhan sehari-hari.
Data yang dihasilkan dari survei LPS tidak hanya bermanfaat untuk memahami perilaku menabung dan konsumsi masyarakat, tetapi juga menjadi landasan bagi LPS dalam merumuskan kebijakan mitigasi risiko yang lebih baik. Dengan informasi ini, LPS dapat memastikan langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas perbankan, serta menjamin simpanan nasabah di tengah berbagai tantangan ekonomi.
“Survei ini memberikan data penting bagi LPS untuk merespons tantangan yang ada, serta memperkuat jaminan terhadap simpanan nasabah dan menjaga stabilitas sistem perbankan,” ujar Purbaya.
Survei yang dilakukan oleh LPS ini juga merupakan salah satu langkah strategis dalam memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan. Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku menabung dan kepercayaan konsumen, LPS semakin memainkan peran kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Survei ini tak hanya memberikan gambaran kondisi saat ini, tetapi juga memberikan landasan untuk kebijakan-kebijakan strategis yang akan datang.
LPS menyatakan akan terus berupaya menjaga stabilitas keuangan dengan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan, yang pada akhirnya akan mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Hasil survei ini menjadi sinyal penting bagi para pemangku kepentingan dalam merespons perubahan dinamika ekonomi yang terus berkembang.