BeritaPerbankan – Kesadaran masyarakat untuk berinvestasi semakin meningkat. Hal itu didorong oleh bertambahnya literasi masyarakat tentang keuangan. Pandemi covid-19 ikut berkontribusi menumbuhkan minat orang-orang untuk mulai berinvestasi sebagai upaya untuk mengelola keuangan dengan lebih baik.
Terdapat banyak instrumen investasi yang bisa dipilih. Mulai dari Instrumen deposito, obligasi, logam mulia, reksadana, saham, properti dan masih banyak lagi.
Bagi investor pemula instrumen investasi di perbankan bisa menjadi alternatif pilihan karena dinilai memiliki tingkat risiko yang paling rendah, akses informasi mudah diperoleh hanya dengan mendatangi kantor cabang bank terdekat.
Terlebih lagi beberapa instrumen investasi di perbankan masuk dalam program penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
LPS mencatat deposito masih mendominasi jumlah simpanan di perbankan dengan kontribusi mencapai 37 persen pada Mei 2022. Jumlah tersebut diprediksi akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2022 seiring dengan kondisi perekonomian yang mulai membaik pasca pandemi covid-19.
“Kenaikan nominal simpanan terbesar terdapat pada jenis simpanan giro sebesar 3,0 persen MoM, sedangkan penurunan pertumbuhan nominal simpanan terdalam terdapat pada jenis simpanan deposit on call sebesar -17,4 persen MoM,” tulis LPS dalam laporannya, dikutip Rabu (29/6/2022).
Sebelum anda memutuskan untuk membuka rekening deposito, berikut ini kami rangkum sejumlah informasi penting terkait deposito.
Kelebihan Deposito
1. Tabungan Lebih Aman
Pahami perbedaan antara tabungan biasa dan deposito. Pemilik rekening tabungan bisa menabung dan mengambil uang di rekening tabungan kapan saja tanpa batasan waktu. Sementara deposito adalah instrumen investasi yang mana dananya hanya bisa dicairkan pada waktu tertentu sesuai dengan tenor yang dipilih. Jika nasabah tetap ingin mencairkan uang deposito sebelum jatuh tempo maka akan dikenakan penalti.
Deposito dapat anda pilih sebagai instrumen investasi jangka pendek, menengah dan panjang. Perbankan menyiapkan beberapa pilihan tenor deposito mulai dari 3 bulan, 6 bulan hingga 12 bulan.
Untuk menghindari pencairan deposito sebelum jatuh tempo, nasabah harus menentukan tujuan dari investasi deposito dan kapan dana tersebut dibutuhkan agar tujuan investasi bisa diraih.
Karena deposito tidak bisa dicairkan sewaktu-waktu, maka deposito adalah pilihan yang tepat bagi anda yang ingin menabung tapi khawatir akan tergoda untuk menggunakan uang tersebut jika disimpan di rekening tabungan biasa.
2. Rendah Risiko
Risiko kegagalan investasi deposito termasuk dalam kategori instrumen investasi dengan risiko paling rendah. Berbeda dengan investasi saham dan obligasi yang terpengaruh oleh fluktuasi harga pasar, deposito relatif lebih stabil.
3. Pendapatan per Tenor Deposito Berjangka
Keuntungan deposito diperoleh dari bunga simpanan yang disesuaikan dengan tenor deposito yang dipilih. Semakin lama tenor yang dipilih maka suku bunga yang diperoleh juga semakin tinggi.
Deposito yang sudah jatuh tempo harus diperbaharui statusnya apakah diambil atau diperpanjang. Anda bisa mengambil keuntungan dari bunga per tenor, sementara simpanan pokok bisa disetorkan kembali ke rekening deposito.
4. Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
LPS menjamin simpanan nasabah dalam bentuk deposito sesuai dengan syarat 3T yaitu tercatat di pembukuan bank, tidak menerima bunga simpanan melebihi tingkat bunga penjaminan dan tidak menyebabkan bank gagal seperti kasus kredit.
Kekurangan Deposito
1. Keuntungan Rendah
Prinsip dalam dunia investasi adalah high risk high return. Semakin besar risiko sebuah investasi maka imbal hasil yang diperoleh juga semakin besar.
Sementara itu deposito termasuk instrumen investasi berisik rendah sehingga keuntungan yang diperoleh juga rendah.
2. Ancaman Inflasi
Penurunan nilai uang sangat mungkin terjadi. Nilai uang hari ini tidak akan sama dengan nilai uang pada tahun depan. Kenaikan harga barang-barang memicu penurunan nilai uang atau yang biasa disebut dengan inflasi.
Keuntungan dari bunga deposito bisa menurun karena harus menutupi kekurangan nilai uang akibat inflasi.
3. Deposan Tidak Terlibat Langsung
Meskipun deposan merupakan pemilik dana investasi, namun deposan tidak terlibat dalam pengelolaan dana investasi, sehingga anda tidak akan tahu seberapa besar sebenarnya keuntungan yang diperoleh bank.
Selain itu deposan juga harus tetap membayar pajak dan biaya pengelolaan keuangan deposito. Lain halnya dengan investasi reksadana dan saham dimana investor akan dilibatkan langsung dalam pengelolaan keuangan.