Berita Perbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa mendorong generasi muda untuk meningkatkan pemahaman tentang keuangan dan investasi. Hal ini merespon fenomena meningkatnya jumlah investor pasar modal dari kalangan generasi milenial dan gen Z.
Purbaya mengungkapkan bahwa di masa mendatang, peluang investasi di pasar keuangan Indonesia diprediksi akan berasal dari para generasi muda yang memiliki kesadaran dalam berinvestasi dan mengelola keuangan yang lebih baik.
Namun demikian, kesadaran akan pentingnya investasi tersebut perlu disertai dengan peningkatan literasi keuangan yang mendalam, sebagai bagian tak terpisahkan dalam mendukung proses perluasan dan pengembangan pasar keuangan secara holistik.
Literasi keuangan yang baik juga akan meminimalisir potensi kerugian dan investasi bodong yang bisa dialami oleh para investor muda tersebut. Dengan pemahaman tentang keuangan dan investasi sejak dini, anak-anak muda ini dapat menyeleksi instrumen instrumen investasi apa saja yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Termasuk dalam aspek manajamen risiko, di mana para investor akan lebih teliti sebelum membeli produk investasi.
“Literasi dan inklusi keuangan memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa keuangan dan juga pelaku usaha yang turut berkontribusi dalam membayar pajak yang mendukung program-program pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur,” ujarnya.
Purbaya mengatakan semakin rendah tingkat literasi keuangan maka pemanfaatan produk investasi keuangan tidak akan berjalan optimal, bahkan mereka yang belum paham literasi keuangan dan investasi, berpotensi terjebak investasi yang merugi karena kurangnya pemahaman tentang risiko dari setiap instrumen investasi.
“jika tingkat literasinya rendah maka besar kemungkinan tingkat pemanfaatan dari produk investasi keuangan menjadi kurang optimal, atau bahkan tidak memahami risiko yang mungkin muncul dari suatu produk investasi keuangan,” kata Purbaya dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) di Jakarta, dikutip dari Antara, Minggu (27/8/2023).
Sebaliknya jika generasi memahami literasi keuangan dengan baik, mengenali karakteristik produk investasi yang dipilih, hal ini justru akan menjadi langkah strategis para investor dalam menentukan keputusan investasi.
Data terkini menggambarkan bahwa pada tahun 2023, sekitar 80 persen dari jumlah investasi yang mengalir ke pasar modal berasal dari investor kelompok generasi milenial dan generasi Z.
Secara total, tercatat sekitar 11,5 juta pelaku investasi yang terlibat di arena pasar modal. Purbaya mengungkapkan bahwa kaum muda yang berusia di bawah 30 tahun memiliki peranan yang penting, dengan kontribusi sekitar 57,26 persen dari seluruh investasi ritel yang tercatat dalam industri pasar modal.
Mengacu pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan dalam periode antara tahun 2020 dan 2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, di mana populasi usia produktif menguasai sekitar 68,01 persen dari keseluruhan populasi negara. Hal ini merupakan modal penting bagi masa depan bangsa, yang harus difasilitasi dengan menciptakan iklim usaha dan investasi yang sehat.