BeritaPerbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mencatat pertumbuhan pesat minat masyarakat dalam menabung dan berinvestasi dalam dua tahun terakhir ini, yang dimulai sejak pandemi di awal tahun 2020.
LPS mencatat jumlah simpanan masyarakat di perbankan per Juni 2022 tumbuh sebesar 9,1 persen yoy. Sementara itu jumlah investor juga naik pesat selama pandemi covid-19. Data per Juli 2022 jumlah investor bertambah menjadi 9,23 juta investor yang mencakup investor saham, reksa dana dan SBN.
“Pandemi menjadi momentum bagi masyarakat untuk semakin sadar akan pentingnya memiliki dana darurat dan pentingnya melakukan investasi,” ungkap Purbaya.
Purbaya menyoroti fenomena positif yaitu kontribusi jumlah investor muda yang berusia di bawah 30 tahun yang mendominasi sebesar 59,4 persen dari total investor ritel di tanah air.
Hal itu merupakan indikasi semakin inklusifnya sektor keuangan dan investasi. Generasi muda memiliki kesadaran pentingnya mengelola keuangan saat masih muda untuk menciptakan jaring pengaman ekonomi di masa tua nanti.
Namun tingginya minat generasi milenial menggunakan produk dan layanan keuangan belum didukung oleh tingkat literasi keuangan yang baik.
Purbaya menunjukan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 mencatat indeks literasi keuangan tahun 2019 hanya sebesar 38,03 persen di saat indeks inklusi keuangan tumbuh pesat sebanyak 76,19 persen.
Ruang kosong yang cukup luas antara tingkat inklusi keuangan dan literasi keuangan menyebabkan tingginya kasus penipuan sektor keuangan seperti maraknya investasi bodong dan arisan online bodong.
Purbaya mengatakan hal itu merupakan akibat rendahnya pemahaman masyarakat tentang risiko produk keuangan yang dipilih.
“Pada satu sisi, penetrasi produk dan jasa keuangan telah berkembang cukup pesat. Tetapi di sisi lain, pemahaman atas risiko yang menyertainya belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat,” ujar Purbaya dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT!) yang digelar secara daring di Jakarta, Jumat (12/8/2022).
Menurut Purbaya penting untuk memberikan pemahaman produk-produk keuangan secara komprehensif, tidak hanya tentang fitur-fitur unggulan tetapi juga manajemen risiko.
Untuk menciptakan iklim keuangan yang sehat dan berkualitas diperlukan strategi terintegrasi diantaranya memperkuat sistem perlindungan nasabah dan meningkatkan literasi keuangan.
“Literasi keuangan yang berimbang bermanfaat bagi sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan secara tepat. Tentunya dengan tetap memperhatikan pengelolaan risiko,” kata dia.
Untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan anak-anak muda, LPS bersama KG Media menggelar kompetisi video kreatif bertajuk ‘Creavid Competition’ yang digelar pada 8 Agustus hingga 28 Agustus 2022.
Artis Yuki Kato, Sekretaris Lembaga LPS Dimas Yuliharto dan Alexander Wibisono selaku Deputy GM News and Current Affairs KompasTV, didapuk menjadi juri dalam acara kompetisi yang mengusung tema “Tingkatkan Literasi Keuangan Untuk Mendukung Perekonomian Indonesia Dalam Rangka Pemulihan Pasca Pandemi COVID-19”.
Yuki Kato yang merupakan perwakilan generasi muda dan pelaku industri kreatif mengajak anak-anak muda kreatif mengikuti kompetisi pembuatan video tentang isu-isu keuangan tersebut untuk menyalurkan ide-ide brilian dan menambah pengetahuan tentang literasi keuangan serta lebih mengenal peran fungsi LPS.
Melalui video-video kreatif tersebut diharapkan akan berkontribusi meningkatkan pengetahuan masyarakat luas tentang literasi keuangan.
“Aku juga mengajak agar generasi milenial agar dapat ikutan kompetisi ini, sekaligus mengulik lebih lagi mengenai literasi keuangan, tahu lebih mengenai peran dan fungsi LPS, dan yang paling penting bisa memberikan sumbangsih nyata untuk meningkatkan literasi keuangan di masyarakat,” katanya pada acara Konferensi Pers Creavid Competition.