BeritaPerbankan – OLX Group dilaporkan memangkas sekitar 800 karyawan di tingkat global dan menutup operasi unit bisnis otomotif OLX Autos di beberapa pasar setelah lama menjajaki opsi penjualan bisnis tersebut dengan beberapa investor potensial.
Mengutip laporan TechCrunch, perusahaan yang berkantor pusat di Amsterdam itu, baru-baru ini mulai memberi tahu karyawan yang terkena dampak PHK. Mereka tidak terbatas pada pasar atau divisi tertentu.
Seorang juru bicara OLX mengkonfirmasi pemutusan hubungan kerja ini dan mengatakan itu dihasilkan dari keputusan untuk keluar dari Olx Autos yang diumumkan pada Maret lalu. “Awal tahun ini, kami membuat keputusan strategis untuk keluar dari bisnis OLX Autos dan calon pembeli atau investor telah dieksplorasi sejak saat itu,” kata perusahaan itu.
Meskipun OLX Autos akan terus menjual kendaraan di pasar tersebut, perusahaan tidak akan menerima transaksi baru apa pun, seperti yang dinyatakan di situs web OLX Argentina. Sementara pasar lain, tidak jelas bagaimana nasib selanjutnya.
“Kami berkomitmen untuk mendukung semua orang yang terkena dampak selama transisi ini,” kata perusahaan itu. OLX tidak mengonfirmasi apakah langkah tersebut berdampak pada pertinggi perusahaan. Mereka juga tidak segera menanggapi pertanyaan tentang berapa jumlah karyawannya setelah putaran PHK terakhir.
Dalam laporan tahunannya untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2022, Prosus mengatakan bisnis iklan barisnya-terutama Olx-memiliki 11.375 karyawan secara global. PHK baru terjadi hanya beberapa bulan setelah OLX mengonfirmasi rencana untuk mengurangi karyawan global sebesar 15% (1.500 pekerjaan) pada bulan Januari.
Pada bulan November, Prosus melaporkan bahwa OLX Autos mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 84%, mencapai tonggak penting sebesar US$1 miliar selama paruh pertama tahun keuangan 2022. Namun, bisnis otomotif mereka belum mencapai profitabilitas.
OLX Group memastikan akan menjual bisnis iklan baris dan mobil bekas milik mereka di Indonesia. Langkah ini adalah bagian dari keputusan perusahaan untuk keluar dari bisnis otomotif di tingkat global yang disertai pemutusan hubungan kerja (PHK) 800 karyawan di seluruh dunia.