BeritaPerbankan- Proyek Nasional kereta cepat Bandung-Jakarta (KCJB) kembali ramai dibicarakan. Bukan soal kapan beroperasi, namun justru biaya proyek yang terus membengkak bahkan sejak awal pembangunan pada tahun 2016.
Pada 21 Januari 2016 lalu, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN kala itu Rini Sumarno, melakukan groundbreaking sebagai tanda dimulainya pembangunan kereta cepat yang akan memangkas waktu tempuh Bandung-Jakarta hanya 40 menit dengan panjang lintasan 142,3 KM dari waktu tempuh kereta reguler 3 jam.
Direktur Utama PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang kala itu dijabat oleh Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, kereta cepat Jakarta-Bandung akan dibangun dengan biaya US$ 5,573 Miliar atau setara Rp. 79 triliun (kurs 14.200).
Selama proses pembangunan, nilai proyek KCJB terus membengkak menjadi US$ 5,98 miliar. Pada tahun 2018 Plt. Direktur Utama KCIC Dwi Windarto saat itu, mengungkapkan nilai proyek kembali naik menjadi US$ 6,071 miliar.
Dwi menambahkan penyebab membengkaknya nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung karena asuransi proyek dan komponen debt service (DSRA) yang mencapai US$ 100 juta.
Pada tahun 2021 kembali ramai soal nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung kembali membengkak. Bahkan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar harus ikut turun tangan.
Luhut meminta KCIC selaku kontraktor untuk melakukan efisiensi untuk menghemat ongkos pembangunan KCJB yang terus melonjak sejak tahun 2016.
“Pak Menko dan tim memang sejak mulai ikut membenahi KCIC di November 2019 terus mendorong efisiensi-efisiensi,” kata Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi.
Terbaru tahun 2021 total nilai proyek KCJB menjadi US$ 7,97 Milyar atau setara Rp. 113 triliun. Itu artinya ada kenaikan sebanyak Rp. 34 triliun.
Dalam keterangan resmi PT KCIC, Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, menjelaskan bahwa progres proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 73,48 persen. Dari total 13 tunnel (terowongan) KCIC berhasil merampungkan 8 terowongan. Pada akhir tahun 2021 ditargetkan pembangunan seluruh terowongan dapat diselesaikan, sehingga rencana uji coba KCJB pada November 2022 dapat dilakukan sesuai target.
Lantas bagaimana dengan tarif kereta cepat Jakarta-Bandung yang direncanakan akan dioperasikan pada tahun 2022?
Kementerian Perhubungan pada tahun 2019 menyebutkan tarif Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) akan dievaluasi setiap tahunnya. Sebagai langkah awal, ongkosnya dipatok US$16 atau berkisar Rp228.224 sekali jalan.
Publik pun dibuat penasaran apakah nantinya tarif KCJB akan ikut membengkak seiring nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang terus melonjak sejak pertama kali dibangun.
Kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan beroperasi secara komersil pada tahun 2023. Namun hingga saat ini baik KCIC maupun Kementerian Perhubungan belum mengeluarkan pernyataan resmi soal tarif KCJB. Apakah akan tetap Rp228.224 atau ada penyesuaian mengingat modal proyek KCIC yang terus mengalami tren peningkatan.