Berita Perbankan – Simpanan orang kaya menguasai 53,2 persen dari total simpanan nasabah di bank umum per Maret 2023. Menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), simpanan nasabah dengan saldo di atas Rp 5 Miliar mengalami pertumbuhan paling pesat dibandingkan kelompok simpanan lainnya.
LPS mencatat simpanan orang tajir pada Maret 2023 mencapai Rp 4.281 triliun dengan pertumbuhan 9,6 persen secara tahunan (YoY). Kenaikan itu merupakan yang tertinggi dari seluruh tiering simpanan yang ada.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan meningkatnya nilai tabungan di atas Rp 5 miliar mengindikasikan kondisi perekonomian semakin membaik. Orang-orang tajir makin gemar menyimpan uang di bank seiring dengan meningkatnya pendapatan perusahaan yang mereka kelola.
Purbaya mengatakan dua faktor pendorong pertumbuhan simpanan nasabah jumbo adalah keuntungan perusahaan yang semakin meningkat dan masih terus berekspansi serta jumlah orang yang kaya semakin bertambah.
“Pertama, perusahaan untungnya banyak atau masih tumbuh ekspansi. Yang kedua, banyak orang makin kaya,” ujar Purbaya.
Purbaya menerjemahkan data tersebut dari berbagai titik. Ia berpendapat naiknya simpanan di atas Rp 5 Miliar mengindikasikan tingkat kesejahteraan yang bertumbuh. Kenaikan jumlah pendapatan masyarakat pasca pandemi covid-19 menjadi sinyal perbaikan ekonomi nasional menuai hasil yang cukup baik.
Ia menyayangkan jika data naiknya simpanan jumbo dipelintir dan diterjemahkan sebagai bentuk ketimpangan ekonomi masyarakat.
“Saya pernah ngomong simpanan jumbo terus dipelintir. Katanya kalau simpanan jumbo besar, atau yang jumbo besar yang kecil turun, katanya ada peningkatan kesenjangan kesejahteraan,” kata Purbaya dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 26 Mei 2023.
Pertumbuhan kelompok simpanan di bawah Rp 100 juta yang tidak setinggi tiering di atas Rp 5 Miliar bukan berarti pendapatan masyarakat menurun. Diketahui bahwa pertumbuhan simpanan di bawah Rp 100 juta pada Maret 2023 hanya naik sebanyak 6,6 persen YoY.
“Yang di bawah Rp 100 juta hanya tumbuh 6,6 persen. Jadi kelihatannya di sini ada indikasi bahwa yang kaya atau perusahaan mungkin punya uang lebih banyak dibandingkan kita,” kata Purbaya.
Meski pertumbuhannya tidak secepat kelompok simpanan jumbo, Purbaya menilai hal itu kemungkinan terjadi karena nasabah di bawah Rp 100 juta naik kelas ke kelompok simpanan yang lebih besar seiring dengan kondisi perekonomian yang mulai membaik.
“Kalau dilihat (simpanan) yang kecil turun terus dibilang, di bawah 100 juta, pertumbuhan DPK (Dana Pihak Ketiga)-nya turun, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Terjemahan seperti itu salah. Gimana kalau yang Rp 100 juta itu menurun karena kelasnya naik ke Rp 2 miliar atau lebih?” papar Purbaya.
Dalam kesempatan itu Purbaya juga mengumumkan cakupan penjaminan simpanan LPS per Maret 2023 adalah sebanyak 99,93 persen dari total rekening atau setara 510.872.846 rekening.
Sementara itu tingkat bunga penjaminan (TBP) untuk periode 1 Juni hingga 30 September 2023 tidak ada kenaikan atau tetap di level 4,25 persen untuk simpanan rupiah di bank umum, 2.25 simpanan mata uang asing dan 6,75 persen untuk simpanan rupiah di bank perekonomian rakyat (BPR) dan BPR Syariah.