BeritaPerbankan- Rakyat Indonesia gelisah setelah kabar beredarnya sertifikat vaksin milik Jokowi di media sosial. Dalam sertifikat itu memuat NIK, riwayat vaksinasi dan barcode.
Pada awalnya warganet menemukan data NIK Jokowi. Untuk memastikan apakah NIK tersebut benar milik Jokowi, orang tersebut mencoba fitur periksa sertifikat di laman PeduliLindungi. Dan sertifikat vaksin milik Jokowi pun tersebar luas.
Meski awalnya diduga ada peretasan aplikasi Peduli Lindungi, namun Kemkominfo menegaskan data di aplikasi mereka aman. Munculnya sertifikat vaksin Jokowi karena sebelumnya sudah beredar luas NIK Jokowi di KPU saat pemilihan Presiden 2019 lalu.
Lantas apakah aplikasi Peduli Lindungi benar-benar aman? Bagaiamana jaminan data pribadi milik jutaan warga tetap aman?.
Pakar digital forensik Ruby Alamsyah menjelaskan terdapat dua kesalahan dari peristiwa ini, yaitu NIK Jokowi ditampilkan di laman Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon presiden sejak pemilu hingga 3 September.
“Situs KPU sejak tahun 2019 menampilkan informasi pribadi Calon Presiden, salah satunya pak Jokowi. Dan NIK beliau ditampilkan secara lengkap,” ungkap Ruby.
Kesalahan kedua terdapat pada fitur Pedulilindungi. Ruby menjelaskan fitur yang digunakan Pedulilindungi kurang aman, karena metode verifikasinya hanya menggunakan 5 item yang informasinya bisa didapatkan dengan mudah oleh orang lain. Terlebih seorang publik figur akan lebih mudah orang mendapat informasi mereka.
Adapun lima item tersebut, yaitu:
Nama
NIK
Tanggal Lahir
Tanggal Vaksin
Jenis Vaksin
Menurut dia, kasus ini bukan peretasan dan kesalahannya bukan dilakukan oleh masyarakat umum. Kemkominfo yang mengelola aplikasi Peduli Lindungi harus meningkatkan keamanan siber guna memastikan kerahasiaan data pribadi milik masyarakat tidak bocor lagi ke publik.