Berita Perbankan – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan data terbaru investasi pasar modal yang didominasi oleh generasi milenial dan Z sebanyak lebih dari 80 persen pada tahun 2023.
Jumlah investor pasar modal tercatat sebanyak 11,5 juta investor. Purbaya menambahkan jumlah investor pasar modal secara signifikan dikuasai oleh generasi muda di bawah usia 30 tahun, yang menyumbang sekitar 57,26 persen dari keseluruhan investor ritel.
Purbaya menyebut bahwa arah perkembangan ini berpeluang untuk mengalami ekspansi lebih lanjut, terutama jika merujuk pada estimasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memproyeksikan puncak dari bonus demografi. Menurut proyeksi tersebut, pada tahun 2030, penduduk dalam kelompok usia produktif (generasi muda) diperkirakan akan melebihi jumlah penduduk dalam kelompok usia yang tidak produktif.
Proyeksi tersebut dinilai logis, jika melihat kondisi saat ini dengan persentase anak muda di bawah 30 tahun sebanyak 4,5 persen saja, mereka mampu mendominasi pasar modal lebih dari 57 persen. Jumlah tersebut diprediksi terus tumbuh seiring dengan bertambahnya penduduk usia produktif pada tahun 2030 yang diperkirakan mencapai 68,01 persen dari total penduduk Indonesia.
Dominasi investor generasi milenial dan Z, di satu sisi merupakan kabar gembira yang mengindikasikan semakin tinggi kesadaran anak-anak muda untuk mulai berinvestasi. Namun di sisi lain, LPS melihat tingkat literasi keuangan yang masih relatif rendah dibandingkan indeks inklusi keuangan.
Data pada tahun 2022, Indeks literasi keuangan berada di level 49,68 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan telah mencapai 85,10 persen. Itu artinya tingkat kesadaran masyarakat untuk berinvestasi cukup tinggi, namun hanya sebagian yang betul-betul memahami investasi sepenuhnya.
Purbaya meminta generasi muda yang mulai masuk ke dunia investasi untuk senantiasa meningkatkan pemahaman tentang keuangan, produk investasi dan manajemen risiko. Dia berpesan kepada para investor muda agar tidak tergiur dengan investasi yang menawarkan keuntungan besar dalam waktu yang singkat.
“Jadi saya selalu bilang invest smart, artinya anda kalau investasi mengerti betul apa yang anda invest. Jangan ikut-ikutan orang. Selebriti ada yang suka gitu ya. Untung-untungan, tuh. Nanti anda FOMO, fear of missing out. Ikut, akhirnya ketipu,” kata Purbaya.
Purbaya juga mengimbau masyarakat waspada terhadap produk investasi bodong, seperti robot trading, yang seringkali dipromosikan oleh publik figur untuk menarik minat calon investor. Calon investor harus selalu mengedepankan kehati-hatian sebelum berinvestasi. Carilah informasi tentang legalitas dan reputasi dari perusahaan maupun produk investasi yang akan dipilih.
Penempatan dana dalam produk investasi, harus dibarengi dengan kepemilikan tabungan dan dana darurat, untuk mengantisipasi terjadinya kerugian investasi. Dengan begitu investor masih memiliki uang untuk membiayai kebutuhan hidup.
Menyimpan uang tabungan dan dana darurat di bank merupakan cara terbaik, karena bersifat likuid atau mudah dicairkan dan pastinya dana nasabah aman karena dijamin LPS hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank saat bank dinyatakan gagal bayar oleh otoritas pengawas.