BeritaPerbankan – Pemerintah menggelar lelang SBSN, Selasa (20/6/2023), dengan menerbitkan enam seri yakni seri SPNS19122023 (new issuance), PBS036 (reopening), PBS003 (reopening), PBS037 (reopening), PBS034 (reopening) dan PBS033 (reopening).
Total penawaran yang masuk pada lelang tersebut mencapai Rp 41,38 triliun. Dari jumlah tersebut sebesar, penawaran yang datang dari investor asing hanya tercatat Rp 1,38 triliun. Artinya, penawaran investor asing yang ikut lelang hanya 3,33% sementara sisanya yakni 94,7% datang dari investor dalam negeri.
Jumlah penawaran yang datang dari investor asing jauh lebih rendah dibandingkan pada lelang-lelang sebelumnya yang berkisar Rp 3,5-6 triliun. Pada lelang SBSN tanggal 23 Mei, penawaran dari investor asing bahkan menembus Rp 6,9 triliun.
Dari jumlah Rp 41,38 triliun penawaran atau bids yang masuk, pemerintah hanya menyerap utang sebesar Rp 7 triliun rupiah. Dari penawaran asing yang masuk, pemerintah hanya menyerap Rp 76,5 miliar. Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan pada lelang-lelang sebelumnya yang di atas Rp 1 triliun.
Pasar keuangan Indonesia, terutama pasar Surat Berharga Negara (SBN), memang tengah menghadapi derasnya arus modal asing yang keluar (capital outflow). Asing lebih memilih menjual aset berdenominasi rupiah setelah The Fed tetap hawkish.
Seperti diketahui, pada pekan lalu, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,0-5,25%. Namun, The Fed mengisyaratkan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada tahun ini. Hal ini berdasarkan median proyeksi The Fed yang memperkirakan suku bunga ada di kisaran 5,5-5,75% pada 2023 dari 5-5,25% sebelumnya.
Chairman The Fed Jerome Powell menjelaskan mengatakan The Fed masih perlu waktu untuk melihat sejauh mana dampak kenaikan suku bunga terhadap ekonomi AS. Powell juga menegaskan jika keputusan suku bunga ke depan sangat “hidup” dan akan ditentukan oleh perkembangan data ekonomi.