BeritaPerbankan – Meski, sejauh ini nasabah dengan nilai simpanan di bawah Rp100 juta masih memimpin pertumbuhan di angka tujuh persen dalam jumlah rekening. Akan tetapi, nasabah dengan kategori nilai simpanan mulai dari Rp2 miliar hingga di atas Rp5 miliar tak kalah pesatnya, tercatat laju pertumbuhan rekening sebesar 5,6 persen per Juli 2023 secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sehingga, dengan kesempatan ini, bank-bank KBMI I berusaha keras adu strategi guna menarik perhatian segmen nasabah ini. Executive Director Segara Research Institute Piter Abdullah mengungkapkan bahwa penjaringan nasabah prioritas oleh bank bermodal mini alias KBMI I adalah suatu yang lazim. Pasalnya, bank dengan kategori ini telah lama menerapkan kebijakan nasabah prioritas.
“Dari dulu mereka [bank KBMI I] sudah menerapkan kebijakan nasabah prioritas tetapi tidak terprogram kan secara formal. Kalau sekarang dijadikan program formal tentunya didasarkan atas keyakinan pengelola bank bahwa program tersebut akan bisa meningkatkan dan menjaga likuiditas bank terutama dari DPK,” ucapnya. Menurut Piter, dengan DPK dan likuiditas yang lebih baik bank KBMI I diharapkan dapat membukukan kinerja bank secara keseluruhan dengan lebih baik.
Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengungkapkan jika menilik ke belakang, dulu KBMI I dan KBMI II memang kerap menghadapi keterbatasan dalam menjual produk dan menjaring nasabah. Namun, saat ini kondisinya berbeda, di mana telah diberikan lebih banyak ruang dalam kapasitas bisnis mereka.
“Tidak hanya sekedar current account saving account (CASA), tetapi juga deposito dan giro dari sisi orang yang memang secara umum di masyarakat adalah golongan orang menengah ke atas. Tinggal bagaimana mereka beradu strategi untuk menetapkan pricing kredit untuk segmen ini,” ujarnya.
Tentu, ucapan Amin bukanlah tanpa alasan, karena nasabah di tingkat menengah ke atas ini cenderung memiliki harapan tinggi terkait dengan pengembalian investasi mereka. Bahkan, istilah “petani bunga” acapkali sering disematkan untuk mereka para nasabah.
“Orang di level priority ini uangnya banyak, bisa disebar di mana-mana, Mereka berpikir investasi itu harus “don’t put all your eggs in one basket”, artinya kalau secara risiko harus disebar kalau bisa dijaring bagus,” katanya.
PT Bank JTrust (BCIC) misalnya yang terus berupaya mendapatkan funding yang lebih stabil, sehingga diperkuat dengan upaya meningkatkan jumlah nasabah prioritas dengan menerbitkan program-program deposito dengan nominal besar seperti Rp1 miliar, Rp3 miliar dan Rp5 miliar. Direktur Bisnis Bank JTrust Widjaja Hendra mengatakan dengan program yang menarik dia optimis dapat menyasar segmen ini.
Tak hanya itu untuk mengurangi konsentrasi risk, pihaknya juga meningkatkan pendanaan bank melalui program-program kampanye yang selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar yang diperbarui tiap bulan, sehingga suku bunga yang ditawarkan tetap kompetitif dan diminati nasabah di pasar.