BeritaPerbankan – Cryptocurrency Bitcoin masih mengalami tren pelemahan hingga hari ini, Senin (22/11). Harga Bitcoin pagi hari ini harus puas berada di level US$ 58.342,43 atau melemah sebanyak 2,18% dalam waktu 24 jam.
Tren pelemahan harga Bitcoin telah terjadi selama sepekan belakangan ini. Harga Bitcoin dalam sepekan merosot tajam hingga 11,49%.
Pada hari Minggu (21/11), berdasarkan data di laman coinmarketcap harga Bitcoin sempat menguat 0,60% ke US$ 58.883 per btc. Sebelumnya pada hari Jumat (19/11) Bitcoin sempat terjun bebas ke US$ 55.978 per btc.
Co-founder CryptoWatch Christopher Tahir mengatakan harga Bitcoin yang sempat terkoreksi diakibatkan oleh realisasi keuntungan yang dilakukan oleh pelaku pasar. Meski begitu Ia menilai hal itu masih dalam kategori wajar.
Sementara itu untuk penurunan yang besar harga Bitcoin dipicu oleh kapitalisasi pasar yang juga terbilang besar.
“Sedikit penjualan yang dilakukan bisa menggerakkan harga cukup signifikan,” kata Christopher yang kerap membagikan informasi mengenai aset kripto melalui akun instagram @chris_tahir.
Christopher memprediksi volatilitas tinggi Bitcoin masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan. Ia mengamati aksi para investor besar yang sedang mengakumulasi Bitcoin. Hal itu nampak dari jumlah Bitcoin yang menipis di pasar.
Christopher mengimbau investor untuk lebih hati-hati dalam mengatur strategi di tengah tren volatilitas yang masih tinggi.
Bagi investor yang ingin melakukan transaksi jangka pendek harus mempertimbangkan fluktuasi harga Bitcoin dalam beberapa hari ke depan. Sementara bagi investor yang memiliki investasi jangka panjang disarankan untuk menahan diri menjual Bitcoin saat harga terkoreksi.
Christopher mengingatkan kepada para investor Bitcoin dan cryptocurrency lainnya untuk tidak menggunakan dana yang akan digunakan dalam jangka pendek. Hal itu demi meminimalisir potensi kerugian akibat volatilitas yang tinggi.
“Tidak kalah penting adalah pelajari baik-baik aset yang hendak dibeli dan diakumulasi jangka panjang agar dapat memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi terhadap keputusan yang telah diambil,” kata Christopher.
Apakah Pelemahan Harga Bitcoin Masih Akan Berlanjut?
CEO Triv, Gabriel Rey optimis harga Bitcoin masih akan bullish karena permintaan terhadap Bitcoin masih terbilang tinggi.
Gabriel menambahkan harga Bitcoin masih bisa menguat sebelum The Fed melakukan tapering off atau pengetatan kebijakan fiskal.
Harga Bitcoin diprediksi menghijau pada bulan Desember seperti yang terjadi pada tiga empat tahun yang lalu. Gabriel memprediksi harga Bitcoin pada akhir tahun 2021 akan berada di level US$ 58.000-US$ 65.000 per btc.
Secara umum cryptocurrency di bulan November ini mengalami koreksi dengan volatilitas yang cukup tinggi. Harga uang kripto Ethereum sebesar US$ 4.241,46, turun 3,63% dalam 24 jam terakhir.
Binance Coin turun 3,48% ke level US$ 580,71. Lalu harga uang kripto Cardano turun 4,29% menjadi US$ 1,83. Sementara itu harga uang kripto XRP turun 4,12% menjadi US$ 1,05. Kripto Polkadot turun 0,91% menjadi US$ 41,92.
Faktor Penyebab Volatilitas Tinggi Uang Kripto
Dilansir dari Investopedia, ada beberapa faktor pemicu yang membuat fluktuasi tinggi harga kripto di pasar modal.
Sentimen Negatif
Harga Bitcoin dan uang kripto lainnya sangat dipengaruhi oleh pemberitaan yang beredar atau pernyataan dari tokoh-tokoh tertentu.
Sebut saja pernyataan pemerintah tentang peraturan Bitcoin, fatwa haram MUI soal uang kripto, hingga cuitan CEO Tesla, Elon Musk di twitter yang mengatakan akan berhenti menerima aset kripto sebagai alat pembayaran memicu angka penjualan aset Bitcoin besar-besaran.
Jumlah Aset Kripto Terbatas
Faktor lain yang menyebabkan gejolak harga Bitcoin sulit dihindari adalah karena jumlahnya yang terbatas. Pengembang Bitcoin membatasi produksi Bitcoin hanya 21 juta BTC.
Sementara itu investor yang mengincar Bitcoin semakin banyak sehingga permintaan yang tinggi tidak sebanding dengan ketersediaan aset Bitcoin itu sendiri.
Unsur Ketidakpastian
Volatilitas Bitcoin yang tinggi menunjukan adanya unsur ketidakpastian nilai intrinsik kripto sebagai penyimpan nilai.
Maka tidak heran unsur ketidakpastian menjadi salah satu alasan MUI mengharamkan penggunaan uang kripto untuk transaksi maupun sebagai komoditas yang diperjualbelikan untuk investasi.
Masalah Keamanan
Uang kripto memiliki kriptografi sebagai metode untuk mengamankan dan melindungi informasi melalui kode penyandian yang cukup rumit.
Namun bukan berarti Bitcoin dan uang kripto lainnya bebas dari ancaman keamanan. Celah keamanan kripto seringkali menjadi bahan perbincangan dan perdebatan di komunitas terbuka sehingga berpotensi memicu sentimen negatif yang mempengaruhi harga uang kripto di pasar modal.