BeritaPerbankan – Industri ride-hailing kedatangan para pemain baru untuk bersaing di pasar Indonesia. Para operator datang dari lokal dan juga dari negara lain, apa saja?
1. Jeggboy
Layanan pengantaran dari Salatiga yang bernama Jeggboy. Layanan ini bukan hanya mengantarkan makanan atau orang namun beberapa kali mendapatkan permintaan dari angkat jemuran orang hingga menemani konsumen ke pernikahan.
Jeggboy telah beroperasi sejak 2016 dan melayani Salatiga dan sekitarnya dengan jumlah driver mencapai 230 orang. Namun, dia mengatakan banyak juga yang melakukan pengiriman ke kota Semarang serta Yogyakarta. Layanan tersebut baru bisa digunakan dengan memesan melalui WhatsApp. Sahono menjelaskan untuk layanan seperti antar makanan akan dibebankan Rp 10 ribu untuk 5 km dan kilometer berikutnya Rp 2 ribu. Namun di luar layanan tersebut dibebankan biaya non-regular, yakni Rp 20 ribu pada satu jam pertama.
2. InDrive
Aplikasi asal California, Amerika Serikat ini menawarkan biaya bagi hasil aplikasi yang lebih besar kepada para mitra pengemudi atau driver. InDrive menawarkan hanya 10% potongan bagi hasil kepada driver, cukup rendah dibandingkan dengan aplikasi lain yang rata-rata mengambil komisi driver sebesar 20%. Artinya jatah yang didapatkan pengemudi inDrive adalah 90%.
3. AirAsia
Layanan taksi online dari AirAsia akan mulai beroperasi di Indonesia bulan ini. Pengemudi yang memenuhi syarat dapat mengikuti program Pengemudi Penuh waktu yang memungkinkan mereka untuk memiliki pendapatan dasar bulanan hingga RM3,500 (sekitar Rp 11,5 juta).
Driver juga akan mendapat manfaat fasilitas bahan bakar, dan kesempatan untuk mendapatkan total pendapatan hingga RM 8,000 (Rp 26,4 juta) dengan skema insentif driver tambahan.
Di Bali, AirAsia baru berencana meluncurkan layanan transportasi online berbasis taksi dan mobil pribadi. Namun, AirAsia juga punya rencana untuk melebarkan saya ke layanan sepeda motor.