BeritaPerbankan – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia ditargetkan tumbuh menjadi US$120 miliar pada tahun depan.
Saat ini, nilai ekonomi digital di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar US$90 miliar, dan pada 2030 diharapkan meningkat signifikan hingga mencapai US$400 miliar. Airlangga juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara terdepan di Asia dalam pengembangan ekonomi digital. Selama kepemimpinannya di ASEAN tahun 2023, Indonesia berperan aktif dalam mendorong kesepakatan Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
“Dengan ekonomi digital, kita berada pada level yang setara dengan negara lain. Sementara jika menggunakan ekonomi konvensional, kita harus memulai dari titik nol. Tidak ada kerja sama multilateral di belahan dunia lain, seperti Uni Eropa, NAFTA, atau OECD, yang mengangkat digital seperti ASEAN,” ujar Airlangga dalam Rapimnas Kadin 2024, Senin (2/12/2024).
Ia menambahkan bahwa dalam pertemuan OECD tahun lalu, Indonesia memperkenalkan DEFA, yang bahkan menarik perhatian OECD untuk mempelajari langkah-langkah negara-negara ASEAN. Airlangga optimis, dengan kerangka DEFA yang berjalan secara optimal, ekonomi digital ASEAN dapat tumbuh dari US$1 triliun menjadi US$2 triliun pada 2030. Dalam skenario ini, kontribusi Indonesia diperkirakan mencapai US$600-800 miliar.
Airlangga juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 2.400 startup, termasuk dua perusahaan dekakorn dengan valuasi lebih dari US$10 miliar, serta lebih dari 10 unicorn dengan valuasi di atas US$1 miliar. Ia yakin jumlah ini akan terus bertambah, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin ekonomi digital di kawasan ASEAN.