BeritaPerbankan – Sejumlah pengamat mengkritik kinerja bank digital yang dinilai belum mampu memanfaatkan ekosistem digital sehingga produk dan layanan bank digital tidak berbeda dengan bank konvensional yang kekinian juga sudah menggunakan teknologi terbaru untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC), M Tesar Sandikapura mengatakan aksi obral bunga simpanan besar-besaran yang dilakukan sejumlah bank digital memperlihatkan wajah industri bank digital yang belum bisa membuat inovasi produk dan layanan untuk menarik calon nasabah. Dia juga melihat bank digital belum memiliki pembeda yang signifikan dengan bank konvensional
Oleh sebab itu Tesar menambahkan bank digital hanya bisa bersaing dengan cara menawarkan cachback dan bunga simpanan yang tinggi. Minimnya pembeda bank digital dan bank konvensional menjadi alasan masyarakat belum mau mencoba layanan perbankan yang ditawarkan bank digital.
“Sehingga tidak ada alasan yang bisa mendorong masyarakat untuk menggunakan bank digital. Artinya bank digital belum mampu memanfaatkan ekosistem digital yang harusnya menjadi expertise (keahlian) mereka. Maka pilihan terakhir, mau tidak mau, ya pada akhirnya (bank digital) bermain di promo dan bunga tinggi,” ujar Tesar, dalam kesempatan terpisah.
Tesar menambahkan untuk dapat bertahan di industri perbankan nasional, bank digital harus mampu membuat pembeda yang signifikan. Seperti diketahui kekinian bank konvensional sudah memiliki fitur-fitur digital seperti mobile banking, internet banking, rekening ponsel, dan support QRIS untuk berbagai transaksi.
Bank digital harus memperkuat eksositem digital sehingga tidak perlu bersaing dengan bank konvensional dalam ceruk yang sama. Pekerjaan rumah lainnya yang harus diatasi bank digital adalah membangun keunggulan yang dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan layanan dan produk bank digital.
Lalu dari sisi risiko bank digital harus bijak dalam memberikan bunga simpanan dengan tidak melampaui LPS Rate 3,50 persen agar simpanan nasabah memperoleh jaminan LPS.
Kritik senada juga disampaikan ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core), Piter Abdullah. Menurut Piter, di masa depan seluruh kegiatan masyarakat akan bergantung pada platform digital.
Akan tetapi hingga saat ini belum ada data yang menjelaskan korelasi penguasaan ekosistem digital dengan profit bisnis bank digital. Bank digital ditantang harus kreatif dan inovatif dalam membuat produk dan layanan dengan penguasaan ekosistem yang kuat.